Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Narkoba Myanmar Meningkat Selama Perang Saudara

Kompas.com - 06/06/2024, 15:29 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Sumber DW

PRODUKSI dan ekspor narkoba di Myanmar mengalami peningkatan di tengah berlangsungnya perang saudara antara junta militer dan pemberontak etnis bersenjata yang kian menekan perekonomian Myanmar yang berbasis pada sektor pertanian.

Myanmar sudah berada dalam krisis sejak Februari 2021, tepatnya ketika pemerintah yang terpilih secara demokratis saat itu digulingkan melalui kudeta militer yang kemudian memicu protes massa dan akhirnya pemberontakan bersenjata.

Berdasarkan laporan Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC), ladang opium di Myanmar telah tumbuh sebesar 18 persen menjadi total 47.100 hektar pada tahun 2023. Lonjakan ini terjadi secara bersamaan dengan hampir berhenti sepenuhnya pertanian opium di Afghanistan setelah Taliban mengambil alih pemerintahan di daerah itu tahun 2021 dan melarang budidaya opium.

Baca juga: Penderitaanku di Kamp Perbudakan Scammer di Myanmar

Menurut UNODC, Myanmar kini telah melampaui Afghanistan sebagai produsen opium terbesar di dunia.

Zachary Abuza,  profesor di National War College di Washington yang berfokus pada politik dan keamanan Asia Tenggara, mengatakan kepada DW bahwa lonjakan produksi opium tersebut “bukanlah suatu kebetulan”.

“PDB Myanmar telah turun 12 persen sejak kudeta. Sistem kredit pedesaan telah runtuh, yang berarti para petani putus asa untuk mencari cara lain guna menghidupi diri mereka sendiri,” katanya.

Sejarah Produksi Opium di Myanmar

Pertanian opium sebenarnya telah lama jadi sumber penghasilan bagi banyak masyarakat Myanmar. “Segitiga Emas”, sebuah wilayah yang membentang dari perbatasan hutan Myanmar, Thailand, dan Laos, secara historis telah menjadi daerah yang terkenal atas aktivitas produksi dan penyelundupan narkobanya.

Saat ini, pertanian opium menjadi mata pencaharian yang paling banyak menarik perhatian para petani kurang mampu di Myanmar. Bagi para petani tersebut, bisnis budidaya opium dapat menjadi alternatif yang lebih baik daripada tanaman biasa seperti padi. Opium mampu memberikan keuntungan finansial yang lebih besar.

Opium sendiri merupakan narkotika kuat yang diproduksi dari tanaman opium. Di Myanmar, opium sebagian besar dibudidayakan di negara bagian Shan dan Kachin. Shan hingga saat ini masih terus menjadi pusat produksi opium di negara tersebut, demikian menurut laporan UNODC. Sebanyak 88 persen dari total area budidaya opium di Myanmar dilaporkan berada di wilayah tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com