Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[Biografi Tokoh Dunia] Min Aung Hlaing, Pewaris Junta di Balik Kudeta Berdarah Myanmar

Kompas.com - 06/03/2021, 05:24 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Jumlah korban tewas dalam protes anti-kudeta Myanmar akibat tindak kekerasan dari junta militer hampir mencapai 40 orang.

Dalam berita Kompas.com pada Kamis (4/3/2021), Utusan khusus PBB untuk Myanmar Christine Schraner Burgener menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 38 orang pada Rabu (3/3/2021).

Burgener menambahkan, dia menerima sekitar 2.000 pesan setiap hari dari orang-orang di Myanmar tentang kediktatoran junta militer.

Menurut laporan VOA pada Jumat (5/3/2021), aparat keamanan meningkatkan tanggapan mereka terhadap massa anti-kudeta yang menggelar aksi protes di jalan-jalan kota seluruh negeri Seribu Pagoda.

Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Semion Mogilevich, Bos Mafia Cerdas Ahli Cuci Uang

Junta militer tak segan menggunakan gas air mata, granat kejut, flash bangs atau granat yang mengeluarkan suara dan cahaya sangat terang yang dapat mengacaukan orientasi orang yang ditarget, hingga peluru karet dan peluru tajam.

Junta militer berperan kuat terhadap kekerasan yang terjadi dan Jenderal Min Aung Hlaing adalah perwujudan sistem militer Myanmar yang mematikan saat ini.

Min Aung Hlaing menduduki kepemimpinan sebuah negara yang telah berada di bawah kekuasaan militer selama hampir setengah abad.

Ia panglima angkatan bersenjata Myanmar, yang telah muncul sebagai orang kuat baru negara itu setelah kudeta pada 1 Februari 2021 dan ditahannya pemerintah terpilih, Aung San Suu Kyi.

Min Aung Hlaing, sebenarnya sudah harus bersiap untuk pensiun pada Juli 2021, ketika dia berusia 65 tahun, usia pensiun resmi untuk panglima tertinggi angkatan bersenjata Myanmar.

Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Matteo Messina Denaro, Mafia Terkaya Italia dan Buron Paling Dicari Dunia

Namun, ia berfokus pada urusan mempersiapkan penerus junta, kekuatan umum terkonsolidasi dalam kudeta militer, seperti yang dilansir dari France 24.

Ia menggaungkan kecurangan dalam pemilihan umum Myanmar pada November 2020 sampai dengan usaha kudeta yang berhasil ia lakukan.

Melalui Kantor Panglima Tertinggi Badan Pertahanan Myanmar, pria kelahiran 3 Juli 1956 menjanjikan pemilihan ulang pada tahun depan dengan memberlakukan keadaan darurat dalam satu tahun ini di bawah kendalinya.

Namun, tidak ada yang tahu apakah Min Aung Hlaing akan menepati janjinya. Sementara itu, rakyatnya juga menolak pemilihan ulang dan hanya menginginkan hasil pemilihan yang telah terjadi bisa diterapkan.   

"Tujuan tentara selalu untuk menjalankan negara," kata Nehginpao Kipgen, direktur eksekutif di Pusat Kajian Asia Tenggara di Sekolah Urusan Internasional Jindal di India, dalam wawancara dengan France 24.

Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Abiy Ahmed, Pemenang Nobel Perdamaian yang Kini Pimpin Perang Saudara di Ethiopia

Jenderal yang pendiam

Min Aung Hlaing telah lama berniat menjalankan kekuasaannya sendiri tanpa beban kepala pemerintahan sipil, menurut investigasi New York Times 2017 .

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com