Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Genosida Armenia, Apa Itu?

Kompas.com - 25/04/2024, 17:04 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Orang Armenia pada awalnya mengira hal tersebut pertanda baik. Mereka berharap, Turki Muda dapat memberikan mereka lingkungan yang lebih setara. Yang mereka dapatkan justru kebalikannya.

Kelompok Turki Muda justru jauh lebih nasionalis daripada sebelumnya. Mereka memiliki visi untuk me-”turfikasi” kekaisaran itu. Akibatnya, orang-orang non-Turki, terutama yang menganut ajaran kristiani dianggap sebagai ancaman besar.

Tahun 1914, Kekaisaran Ottoman bergabung dalam Perang Dunia I di pihak Jerman dan Kekaisaran Austro-Hungaria. Di tengah-tengah perang, banyak pemimpin militer mulai curiga bahwa orang-orang Armenia akan menjadi pengkianat. Mereka berargumen orang-orang Armenia tidak akan sungkan berperang demi musuh karena mengira akan mendapatkan kemerdekaan jika Sekutu menang.

Armenia memang benar-benar melakukan hal itu: mereka menyatakan kemerdekaan. Ketika perang bertambah intensif, orang-orang Armenia ikut mengorganisir batalion sukarelawan untuk membantu tentara Rusia melawan Kekaisaran Ottoman di wilayah Kaukasus. Pemerintah Ottoman murka, dan hal inilah yang mendorong kepada genosida Armenia.

Genosida Armenia

Pemerintah Ottoman mulai menangkap dan mengeksekusi ratusan intelektual Armenia pada 24 April 1915. Sedangkan orang-orang Armenia biasa banyak yang diusir dari rumahnya dan dikirim untuk melakukan “perjalanan kematian” melalui gurun Mesopotamia tanpa makanan dan air.

Seringkali mereka ditelanjangi dan dipaksa untuk berjalan di bawah terik matahari hingga tewas. Jika berhenti untuk beristirahat, mereka akan ditembak di tempat.

Pemerintah Ottoman di bawah Turki Muda juga membentuk organisasi khusus yang bertugas mengorganisir pasukan pembunuh atau batalion penjagal untuk melakukan apa yang mereka sebut sebagai upaya “likuidasi unsur-unsur Kristen”.

Pasukan pembunuh tersebut biasanya mencakup mantan narapidana, termasuk pembunuh. Mereka terkenal dengan aksi menenggelamkan orang di sungai, melemparkan orang dari tebing, hingga menyalib serta membakar orang hidup-hidup.

Banyak laporan mengatakan ada dua juta orang Armenia di Kekaisaran Ottoman sebelum terjadi pembantaian. Di tahun 1922, hanya tersisa 388.000 orang Armenia saja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Internasional
Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Internasional
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Internasional
Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Internasional
Siapa Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter?

Siapa Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter?

Internasional
Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Internasional
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Internasional
Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Internasional
Praktik 'Deepfake' di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Praktik "Deepfake" di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Internasional
Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com