Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Pokok Konflik Armenia dan Azerbaijan?

Kompas.com - 16/02/2024, 11:58 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

KETEGANGAN terus meningkat antara Armenia dan Azerbaijan setelah sebuah pertempuran kecil di perbatasan kedua negara pada Selasa (13/2/2024) menewaskan empat tentara Armenia. Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, mengatakan pada Kamis kemarin bahwa Azerbaijan sedang merencanakan perang skala penuh melawan negaranya.

“Analisis kami menunjukkan, Azerbaijan ingin melancarkan aksi militer di beberapa bagian perbatasan dengan niat mengubah eskalasi militer menjadi perang skala penuh melawan Armenia,” kata Pashinyan seperti dikutip kantor berita AFP.

Armenia dan Azerbaijan telah berperang dua kali terkait persoalan di Karabakh dalam tiga dekade terakhir sejak Uni Soviet runtuh.

Baca juga: Armenia Sebut Azerbaijan Rencanakan Perang Skala Penuh

Persoalan Nagorno-Karabakh

Nagorno-Karabakh, yang oleh orang Armenia disebut sebagai Artsakh, adalah daerah pegunungan di ujung selatan pegunungan Karabakh di Azerbaijan. Wilayah itu diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan.

Namun 120.000 penduduknya sebagian besar adalah etnis Armenia. Mereka mempunyai pemerintahan sendiri yang berhubungan dekat dengan Armenia tetapi tidak diakui secara resmi oleh Armenia atau negara lain manapun.

Bangsa Armenia, yang beragama Kristen, mengaku sudah lama tinggal di wilayah tersebut, sejak beberapa abad sebelum Masehi. Bangsa Azerbaijan, yang sebagian besar penduduknya merupakan orang-orang Turki dan Muslim, juga mengklaim memiliki ikatan sejarah yang kuat dengan wilayah tersebut, yang selama berabad-abad berada di bawah kekuasaan Persia, Turki, dan Rusia.

Konflik berdarah antara kedua bangsa itu telah berlangsung lebih dari satu abad.

Dulu, saat di bawah Uni Soviet, Nagorno-Karabakh menjadi daerah otonom di Republik Azerbaijan.

Baca juga: Azerbaijan Klaim Tentaranya Tewas Ditembak Sniper Armenia

Ketika Uni Soviet runtuh, Perang Karabakh Pertama (1988-1994) pecah antara orang-orang Armenia dan tetangga mereka, Azerbaijan. Sekitar 30.000 orang tewas dan lebih dari satu juta orang mengungsi. Sebagian besar dari mereka adalah orang-orang Azeri (Azerbaijan) yang diusir dari rumahnya saat pihak Armenia akhirnya menguasai Nagorno-Karabakh dan tujuh distrik di sekitarnya.

Tahun 2020, setelah beberapa dekade terlibat pertempuran kecil, Azerbaijan memulai sebuah operasi militer yang kemudian menjadi Perang Karabakh Kedua. Azerbaijan dengan cepat menerobos pertahanan Armenia. Operasi militer itu meraih kemenangan gemilang dalam waktu 44 hari. Azerbaijan merebut kembali tujuh distrik dan sekitar sepertiga wilayah Nagorno-Karabakh.

Penggunaan drone yang dibeli dari Turki dan Israel disebut-sebut para analis militer sebagai salah satu alasan utama kemenangan Azerbaijan. Setidaknya 6.500 orang tewas dalam perang tersebut.

Rusia, yang memiliki perjanjian pertahanan dengan Armenia tetapi juga punya hubungan baik dengan Azerbaijan, merundingkan gencatan senjata. Kesepakatan yang tercapai adalah Rusia menggelar 1.960 tentara penjaga perdamaian. Para tentara Rusia itu menjaga jalur vital di wilayah menuju Armenia: sebuah jalan melalui “koridor Lachin” yang tidak lagi dikendalikan pasukan Armenia.

Pembicaraan Damai

Para analis mengatakan, serangkaian perundingan yang dimediasi Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Rusia, sebetulnya telah membawa kedua belah pihak lebih dekat ke perjanjian perdamaian permanen dibandingkan yang telah mereka lakukan selama bertahun-tahun. Namun penyelesaian akhir masih sulit dicapai.

Masalah paling sensitif adalah status dari 120.000 orang etnis Armenia di Karabakh, yang hak dan keamanannya, menurut Armenia, harus dijamin. Perdana Menteri Nikol Pashinyan mengatakan, negaranya mengakui kedaulatan dan integritas wilayah Azerbaijan. Namun pihak Azerbaijan mengatakan tidak yakin pernyataan itu dibuat dengan itikad baik. Azerbaijan justru menuduh Armenia telah memicu gerakan separatisme di wilayahnya.

Pada Desember 2022, warga sipil Azerbaijan yang menyebut diri mereka sebagai aktivis lingkungan memblokir koridor Lachin, dan pada April 2023 Azerbaijan mendirikan pos pemeriksaan resmi. Mereka menyatakan, pihaknya ingin mencegah penyelundupan senjata.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com