Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Iran ke Israel Tampaknya Direncanakan untuk Gagal

Kompas.com - 15/04/2024, 11:24 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

Sumber CNN

Namun selama sekitar empat jam, dunia menahan napas saat senjata-senjata melesat di langit malam. Itu adalah bola api yang melayang di atas kepala saat para penonton di tiga negara berbeda memfilmkan gambar-gambar yang tampaknya menandai dimulainya perang yang dahsyat.

Menurut Qiblawi, jeda waktu yang cukup (antara proyektil mulai diluncurkan dan tiba di sasaran) memungkinkan Israel dan para mitra regionalnya mempersiapkan pertahanan Israel, dan operasi tersebut tidak lebih dari sekedar pertunjukan kembang api yang menakutkan.

Saat misi tetap Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mentwit bahwa operasi tersebut telah "berakhir," mudah bagi orang untuk berpikir bahwa Republik Islam Iran itu hanya hanya menggonggong dan tidak menggigit.

Serangan tersebut merupakan balasan terhadap serangan udara Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus (Suriah) awal April yang menewaskan seorang jenderalnya, dan hal ini sesuai dengan ekspektasi intelijen dan analis AS. Kepemimpinan Iran merasa terdorong untuk menyerang Israel demi menegaskan kembali posisinya sebagai kekuatan regional dan menghilangkan anggapan bahwa Iran hanyalah "macan kertas".

Baca juga: Mengenal Sistem Pertahanan Iron Dome Israel

Mereka menggandakan tampilan kekuatannya dengan meluncurkan operasi militer dari wilayahnya sendiri, bukan melalui proksi di Suriah, Lebanon, Yaman, atau Irak.

Namun Iran juga perlu berusaha menghindari terjadinya perang habis-habisan. Perekonomian negara itu telah terpuruk akibat sanksi yang diterapkan AS pada era Trump, dan terdapat peningkatan ketidakpuasan di kalangan masyarakat atas kebijakan represif pemerintah. Pada hari Minggu, Iran tampaknya tidak hanya memperhitungkan sistem pertahanan udara Israel yang kuat, namun juga mengandalkannya.

Informasi inteligen AS yang relatif banyak tentang operasi itu juga menunjukkan bahwa Iran mungkin telah melakukan komunikasi rahasia dengan para pemimpin Barat. Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir Abdollahian, mengatakan bahwa ia memberi tahu negara-negara tetangga, termasuk para sekutu utama AS, 72 jam sebelumnya tentang serangan itu.

Menurut analisis Qiblawi, untuk mengendalikan dampak operasi mereka sendiri, Iran tampaknya berusaha untuk menggagalkannya.

Gaya Iran

Model serangan pada Sabtu malam itu mengingatkan kita pada tanggapan Teheran terhadap pembunuhan jenderal paling terkenal Iran, Qassem Soleimani, pada Januari 2020. Pembunuhan itu atas Presiden AS saat itu, Donald Trump.

Teheran memberi peringatan 10 jam sebelumnya kepada pasukan AS sebelum menembakkan sejumlah rudal balistik ke posisi militer AS di Irak, termasuk pangkalan udara al-Asad. Serangan itu mendatangkan malapetaka, meninggalkan lubang menganga di tanah, namun tidak menimbulkan korban jiwa di pihak AS.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Internasional
Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Internasional
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Internasional
Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Internasional
Siapa Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter?

Siapa Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter?

Internasional
Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Internasional
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Internasional
Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Internasional
Praktik 'Deepfake' di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Praktik "Deepfake" di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Internasional
Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Internasional
Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com