Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Iran ke Israel Tampaknya Direncanakan untuk Gagal

Kompas.com - 15/04/2024, 11:24 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

Sumber CNN

Dalam prosesnya, pasukan Iran secara tidak sengaja justru menembak jatuh sebuah jet komersial yang lepas landas dari bandara Teheran, menewaskan lebih dari 100 penumpang dan memicu kemarahan masyarakat terhadap rezim yang semakin dipandang tidak kompeten. Saat itu, Iran sibuk menunjukkan apa yang bisa dilakukan militernya, bukan apa yang ingin mereka lakukan. AS tidak membalas serangan itu, demi menghindari perang regional.

Empat tahun kemudian, situasi yang dihadapi Iran mungkin tidak akan berjalan dengan cara yang sama. Israel telah berjanji untuk merespons. AS secara terbuka telah menyatakan bahwa mereka tidak akan ikut serta dalam pembalasan Israel, yang mungkin dapat meyakinkan Iran.

Namun Israel di bawah kepemimpinan Benjamin Netanyahu terbukti semakin tidak dapat diprediksi. Ancaman Iran untuk melakukan tindakan yang lebih keras jika terjadi eskalasi lebih lanjut mungkin tidak akan didengar oleh Israel, dan ini akan menimbulkan risiko bagi Israel sendiri.

Baca juga: Ini Peringatan Iran jika Israel dan AS Lakukan Serangan Balasan

Dalam serangan Iran di masa depan, Teheran mungkin tidak ragu menggunakan wilayah di seberangan perbatasan utara Israel sebagai landasan peluncuran senjatanya. Seminggu sebelum serangan pada Sabtu lalu itu, salah satu sumber CNN di Lebanon yang mengetahui rencana serangan Iran telah mengesampingkan Hezbullah, mitra kelompok bersenjata paling kuat Iran, akan menjadi bagian dari pembalasan awal Iran terhadap serangan konsulat pada 1 April.

Namun, sumber tersebut memperingatkan bahwa Hezbullah dan pasukan tempur lain yang didukung Iran “akan siap menghadapi tahap yang terjadi setelah tanggapan Iran.”

Pembalasan yang keras dari Israel mungkin akan mendorong Iran untuk mengambil sikap yang lebih keras juga, melampaui kebijakannya terhadap Israel selama ini. Kelompok konservatif Iran telah mengonsolidasikan kendali atas pemerintahan negera itu dalam beberapa tahun terakhir, dan terdapat peningkatan resistensi terhadap tekanan Barat yang mengekang program pengayaan uranium negara itu.

“Pasti ada kepuasan di kalangan tertentu di Washington DC dan Israel bahwa tanggapan terbatas Iran mencerminkan ketidakseimbangan kekuatan yang menguntungkan Israel,” tulis Trita Parsi, analis Iran dan Wakil Presiden Eksekutif Quincy Institute yang berbasis di Washington DC, di X.

“Tetapi pikirkan lebih jauh dan Anda akan menyadari bagaimana episode ini akan memperkuat mereka yang berada di Teheran yang percaya bahwa Iran harus mempunyai senjata nuklir.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Internasional
Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Internasional
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Internasional
Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Internasional
Siapa Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter?

Siapa Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter?

Internasional
Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Internasional
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Internasional
Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Internasional
Praktik 'Deepfake' di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Praktik "Deepfake" di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Internasional
Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Internasional
Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com