Dalam prosesnya, pasukan Iran secara tidak sengaja justru menembak jatuh sebuah jet komersial yang lepas landas dari bandara Teheran, menewaskan lebih dari 100 penumpang dan memicu kemarahan masyarakat terhadap rezim yang semakin dipandang tidak kompeten. Saat itu, Iran sibuk menunjukkan apa yang bisa dilakukan militernya, bukan apa yang ingin mereka lakukan. AS tidak membalas serangan itu, demi menghindari perang regional.
Empat tahun kemudian, situasi yang dihadapi Iran mungkin tidak akan berjalan dengan cara yang sama. Israel telah berjanji untuk merespons. AS secara terbuka telah menyatakan bahwa mereka tidak akan ikut serta dalam pembalasan Israel, yang mungkin dapat meyakinkan Iran.
Namun Israel di bawah kepemimpinan Benjamin Netanyahu terbukti semakin tidak dapat diprediksi. Ancaman Iran untuk melakukan tindakan yang lebih keras jika terjadi eskalasi lebih lanjut mungkin tidak akan didengar oleh Israel, dan ini akan menimbulkan risiko bagi Israel sendiri.
Baca juga: Ini Peringatan Iran jika Israel dan AS Lakukan Serangan Balasan
Dalam serangan Iran di masa depan, Teheran mungkin tidak ragu menggunakan wilayah di seberangan perbatasan utara Israel sebagai landasan peluncuran senjatanya. Seminggu sebelum serangan pada Sabtu lalu itu, salah satu sumber CNN di Lebanon yang mengetahui rencana serangan Iran telah mengesampingkan Hezbullah, mitra kelompok bersenjata paling kuat Iran, akan menjadi bagian dari pembalasan awal Iran terhadap serangan konsulat pada 1 April.
Namun, sumber tersebut memperingatkan bahwa Hezbullah dan pasukan tempur lain yang didukung Iran “akan siap menghadapi tahap yang terjadi setelah tanggapan Iran.”
Pembalasan yang keras dari Israel mungkin akan mendorong Iran untuk mengambil sikap yang lebih keras juga, melampaui kebijakannya terhadap Israel selama ini. Kelompok konservatif Iran telah mengonsolidasikan kendali atas pemerintahan negera itu dalam beberapa tahun terakhir, dan terdapat peningkatan resistensi terhadap tekanan Barat yang mengekang program pengayaan uranium negara itu.
“Pasti ada kepuasan di kalangan tertentu di Washington DC dan Israel bahwa tanggapan terbatas Iran mencerminkan ketidakseimbangan kekuatan yang menguntungkan Israel,” tulis Trita Parsi, analis Iran dan Wakil Presiden Eksekutif Quincy Institute yang berbasis di Washington DC, di X.
“Tetapi pikirkan lebih jauh dan Anda akan menyadari bagaimana episode ini akan memperkuat mereka yang berada di Teheran yang percaya bahwa Iran harus mempunyai senjata nuklir.”
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.