Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hamas Belum Kehilangan Kekuatan

Kompas.com - 23/03/2024, 07:39 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

Sumber AP,BBC

“Israel pernah membersihkan Shifa. Hamas kembali ke Shifa, yang menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana memastikan operasi berkelanjutan melawan Hamas sehingga mereka tidak dapat melakukan regenerasi, tidak dapat merebut kembali wilayah tersebut,” kata Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, minggu ini.

AS telah menekan Israel untuk memberikan alternatif yang bisa diterima terhadap pemerintahan Hamas di Gaza. Rencananya adalah mempromosikan individu-individu yang terkait dengan Otoritas Palestina (PA) yang diakui secara internasional dan bekerja sama dengan negara-negara Arab untuk mencegah kekosongan kekuasaan.

Israel sebelumnya mengatakan, pihaknya berusaha untuk bekerja sama dengan para pemimpin klan di Gaza yang tidak memiliki afiliasi dengan Otoritas Palestina atau Hamas.

Kini, Wall Street Journal melaporkan bahwa para pejabat keamanan Israel "secara diam-diam mengembangkan rencana untuk mendistribusikan bantuan", bekerja sama dengan para pemimpin dan pengusaha Palestina yang tidak terkait dengan Hamas. Ada dugaan bahwa hal ini "pada akhirnya dapat menciptakan otoritas pemerintahan yang dipimpin oleh orang Palestina".

Media Israel menyatakan, operasi di Rumah Sakit Shifa bisa berlangsung selama beberapa hari. Hal ini tidak dikaitkan dengan operasi militer di Rafah yang menurut Israel harus dilakukan untuk memenangkan perang dengan Hamas.

Ada kekhawatiran internasional terkait dampak serangan di perbatasan Mesir itu karena lebih dari separuh dari 2,3 juta penduduk Gaza kini mengungsi ke sana.

"Itu akan terjadi. Dan itu akan terjadi bahkan jika Israel terpaksa berperang sendirian," kata Menteri Urusan Strategis Israel, Ron Dermer, dalam podcast Call Me Back with Dan Senor.

Meskipun tentara Israel telah merumuskan rencana operasional untuk menyerang Rafah dan telah menyerahkannya kepada pemerintah Israel, belum ada perintah yang diberikan untuk melaksanakan operasi itu.

Tampaknya kecil kemungkinannya bahwa operasi itu akan dilakukan selama Ramadhan, yang berakhir sekitar tanggal 9 April mendatang. Israel juga memerlukan waktu untuk membangun kekuatan yang diperlukan di Gaza.

Meskipun ada deklarasi yang menyatakan sebaliknya, para pakar tentang Israel juga yakin bahwa agar operasi di Rafah bisa efektif, pada akhirnya diperlukan koordinasi dengan Mesir dan Amerika Serikat.

“Orang-orang Mesir berada di sisi lain perbatasan,” kata purnawirawan Jenderal Amos Gilad di Radio Kan Israel. “Anda tidak dapat melakukan apapun di Rafah tanpa berkoordinasi dengan Mesir dan Amerika.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com