Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Kian Memburuk, Warga Haiti Mulai Putus Asa

Kompas.com - 20/03/2024, 12:06 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Petionville merupakan wilayah yang dapat dikatakan lebih kaya dibanding wilayah-wilayah lain di Port-au-Prince. Tempat itu seharusnya juga lebih aman daripada wilayah-wilayah lainnya. Namun, insiden tersebut membuktikan sebaliknya.

Direktur eksekutif Unicef, Catherine Russell, menyebut situasi di Haiti "mengerikan" dan menyamakan kondisi di sana dengan film pasca-apokaliptik, Mad Max.

Insiden di Petionville dapat dijadikan peringatan bahwa Haiti masih lebih dekat dengan anarki ketimbang stabilitas.

Sesuai dengan prediksi IRC, laporan dari PBB juga memperkirakan bahwa sebanyak 3.000 ibu hamil akan terancam harus melahirkan tanpa bantuan medis akibat banyaknya rumah sakit yang tutup di ibu kota negara itu.

Tim BBC mendatangi bangsal bersalin di rumah sakit umum Cap Haitien. Mereka menemui Markinson Joseph yang baru saja melahirkan bayi laki-laki dua hari sebelumnya. Ia berkata kepada reporter BBC bahwa dirinya sangat ingin membawa bayinya itu keluar negeri jika ada kesempatan.

“Tetapi saya dan suami saya tidak mempunyai uang untuk melarikan diri,” katanya.

Tim reporter BBC juga mengitari rumah sakit tersebut dan menemukan banyak bangsal yang gelap dan kosong akibat sulitnya menemukan pasokan listrik. Rumah sakit tersebut kesulitan mendapatkan obat-obatan serta peralatan yang mereka butuhkan.

Mardoche Clervil, dokter kandungan di rumah sakit itu mengatakan, banyak perempuan yang tidak bisa pergi ke Rumah Sakit Cap Haitien untuk melahirkan.

“Seperti yang Anda lihat, kami memiliki cukup tempat tidur dan staf,” katanya sambil menunjukkan kepada BBC tim perawat dan dokter magang yang berada di belakangnya.

“Tetapi seringkali pasien bisa dapat menghubungi kami, baik karena masalah sosial-ekonomi mereka atau karena kekerasan yang mereka alami,” tambah Clervil.

Kebutuhan kemanusiaan kini menjadi hal yang sangat krusial namun sayangnya respons bantuan sejauh ini sangat lambat. Hal-hal mendasar dan penting seperti makanan, air, dan tempat tinggal yang aman semakin sulit ditemukan bagi jutaan orang di Haiti.

Di Port-au-Prince, Farah Oxima dan sembilan anaknya dipaksa meninggalkan rumah mereka di lingkungan yang dikuasai geng kekerasan. Mereka hanyalah segelintir dari lebih dari 360.000 pengungsi internal dampak dari konflik tersebut.

Farah Oxima yang berusia 39 tahun itu mengaku kesulitan menyediakan makanan dan air untuk anak-anaknya.

“Saya tidak tahu harus berbuat apa, saya menyaksikan negara ini runtuh,” katanya kepada BBC.

Baginya, gagasan bahwa dewan transisi dapat menerapkan suatu bentuk ketertiban atau keamanan dalam jangka pendek tampaknya sangat mustahil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com