Hezbollah memiliki sejumlah menteri di pemerintahan dan anggota di parlemen. Kelompok itu memasuki politik Lebanon secara lebih menonjol tahun 2005 setelah Suriah menarik pasukannya dari Lebanon menyusul pembunuhan mantan perdana menteri Rafik al-Hariri. Al Hariri melambangkan pengaruh Saudi di negara tersebut.
Pengadilan yang didukung PBB memvonis tiga anggota Hezbollah secara in-abstia terkait kasus pembunuhan tersebut. Hezbollah menyangkal peran apa pun dan menyebut pengadilan itu sebagai alat musuh-musuhnya untuk memojokkan mereka.
Tahun 2008, perebutan kekuasaan antara Hezbollah dan musuh politiknya di Lebanon, yang mendapat dukungan dari Barat dan Arab Saudi, berubah menjadi konflik singkat. Para anggota pasukan Hezbollah mengambil alih sebagian wilayah Beirut setelah pemerintah berjanji untuk mengambil tindakan tegas terhadap jaringan komunikasi militer kelompok itu.
Tahun 2016, politisi Kristen yang bersekutu dengan Hezbollah, Michel Aoun, menjadi presiden. Dalam sistem politik sektarian Lebanon, presiden dipegang oleh seorang Kristen Maronit.
Dua tahun kemudian, Hezbollah dan sekutunya memenangi mayoritas parlemen. Posisi mayoritas itu hilang tahun 2022, tetapi kelompok tersebut masih terus mempunyai pengaruh politik yang besar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.