Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Piramida Mesir dan Proses Pembangunannya

Kompas.com - 05/12/2023, 19:04 WIB
Albertus Adit,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

Di Giza juga terdapat Sphinx yang terkenal, patung singa raksasa berkepala manusia, yang diukir pada masa Khafre.

Ada sekelompok bangunan lain

Piramida biasanya tidak berdiri sendiri, melainkan menjadi bagian dari sekelompok bangunan yang meliputi candi, kuil, makam lain, dan tembok besar. Sisa-sisa perahu penguburan juga telah digali, dan yang paling terawat di Giza.

Di dinding piramida Dinasti Kelima dan Keenam terdapat prasasti yang dikenal sebagai Teks Piramida, sumber informasi penting tentang agama Mesir.

Kelangkaan catatan kuno membuat sulit untuk memastikan kegunaan semua bangunan di kompleks piramida atau prosedur penguburan yang tepat.

Baca juga: Sembarangan Mendaki dan Joget-joget di Puncak Kuil Piramida Maya Kuno, Turis Ini Dikeroyok Massa

Diperkirakan jenazah raja dibawa dengan perahu menyusuri Sungai Nil ke lokasi piramida dan dijadikan mumi di Kuil Lembah sebelum ditempatkan di piramida untuk dimakamkan.

Proses pembangunan piramida

Ada spekulasi tentang pembangunan piramida bahwa orang Mesir memiliki peralatan tembaga seperti pahat, bor, dan gergaji yang digunakan untuk memotong batu yang relatif lunak.

Granit keras, yang digunakan untuk dinding ruang pemakaman dan beberapa selubung luar akan menimbulkan masalah yang lebih sulit. Pekerja akan menggunakan bubuk abrasif, seperti pasir, dengan bor dan gergaji.

Selain itu, pengetahuan tentang astronomi diperlukan untuk mengarahkan piramida ke titik mata angin, dan parit berisi air digunakan untuk meratakan kelilingnya.

Sedang lukisan makam patung kolosal yang sedang dipindahkan menunjukkan bagaimana balok-balok batu besar dipindahkan dengan kereta luncur di atas tanah yang mula-mula dibuat licin oleh cairan.

Balok-balok tersebut kemudian dibawa landai ke posisinya di dalam piramida. Akhirnya, lapisan luar batu selubung diselesaikan dari atas ke bawah dan jalur landai dibongkar setelah pekerjaan selesai.

Asal batu dari dataran tinggi Giza

Untuk bahan baku yakni batu sebagian besar digali di dataran tinggi Giza. Beberapa selubung batu kapur dibawa dari Tura, di seberang Sungai Nil, dan beberapa ruangan dilapisi dengan granit dari Aswan.

Menariknya, tanda-tanda para pekerja tambang ditemukan di beberapa blok batu yang memberikan nama-nama kelompok kerja seperti "geng pengrajin". Kru pekerja paruh waktu melengkapi para tukang sepanjang tahun dan pekerja terampil lainnya.

Sejarawan Yunani Heroditus melaporkan pada abad ke-5 SM bahwa pemandu Mesirnya mengatakan kepadanya bahwa 100.000 orang dipekerjakan selama tiga bulan dalam setahun selama dua puluh tahun untuk membangun Piramida Agung, namun perkiraan modern tentang jumlah pekerja cenderung jauh lebih kecil.

Baca juga: Misteri Pembangunan Piramida Mesir Terungkap, Ternyata Begini Cara Mengangkut Materialnya

Puncaknya pada masa dinasti keempat-keenam

Sementara untuk pembangunan piramida mencapai puncaknya pada masa Dinasti Keempat hingga Keenam. Piramida-piramida yang lebih kecil terus dibangun selama lebih dari seribu tahun.

Sejumlah piramida telah ditemukan, namun sisa-sisa piramida lainnya masih terkubur di bawah pasir.

Ketika menjadi jelas bahwa piramida tidak memberikan perlindungan bagi tubuh mumi para raja, tetapi menjadi target yang jelas bagi para perampok kuburan, para raja kemudian dimakamkan di makam-makam tersembunyi yang terpahat di tebing-tebing batu.

Meskipun piramida-piramida megah tersebut tidak melindungi tubuh para raja Mesir yang membangunnya, tetapi piramida-piramida tersebut telah berfungsi untuk menjaga nama dan kisah-kisah para raja tersebut tetap hidup hingga hari ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com