Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/05/2022, 14:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber History

KOMPAS.com - Pada Malam Natal 1979, Uni Soviet memulai invasi ke Afghanistan, negara tetangganya yang berada di Asia Tengah.

Pertama, Soviet menjatuhkan pasukan elie ke kota-kota utama Afghanistan. Segera setelah itu, mereka mengerahkan divisi bermotor melintasi perbatasan.

Dalam beberapa hari, KGB, yang telah menyusup ke istana presiden Afghanistan, meracuni presiden dan para menterinya, membantu melancarkan kudeta yang didukung Moskwa untuk mengangkat pemimpin boneka baru, Babrak Karmal.

Baca juga: Putin Bersumpah ke Negara-negara Bekas Uni Soviet: Seperti pada 1945, Kemenangan Akan Jadi Milik Kita

Dilansir History, invasi tersebut memicu perang saudara Afghanistan yang brutal selama sembilan tahun.

Pada saat pasukan Soviet terakhir ditarik keluar pada awal 1989, melintasi "Jembatan Persahabatan", konflik tersebut telah menelan korban jiwa sekitar 1 juta warga sipil dan sekitar 125.000 pejuang Afghanistan, Soviet, dan lainnya.

Perang itu mendatangkan malapetaka tidak hanya di Afghanistan, tetapi juga di Uni Soviet, yang ekonomi dan prestise nasionalnya mengalami kehancuran parah.

Keputusan militer yang salah akan berkontribusi secara signifikan terhadap keruntuhan dan kehancuran Uni Soviet di kemudian hari.

Baca juga: Kisah Warga Ukraina yang Mengaku Disiksa di Penjara Rusia dan Diberi Kartu Identitas Nama Negara Bagian dari Uni Soviet

Latar Belakang Invasi

Sejak awal abad ke-19 dan seterusnya, Afghanistan menjadi pion geopolitik antara kekaisaran Rusia Tsar dan Inggris Raya.

Khawatir bahwa ekspansi Tsar Rusia ke Asia Tengah akan membuatnya sangat dekat dengan perbatasan India, Inggris berperang tiga kali di Afghanistan untuk mempertahankan penyangga terhadap Rusia.

Baik Revolusi Rusia tahun 1917 maupun akhir pemerintahan kolonial Inggris di India tidak mengubah signifikansi geopolitik Afghanistan.

Pada tahun 1919, tahun ketika orang Afghanistan memenangkan kemerdekaan untuk menjalankan kebijakan luar negeri mereka sendiri, Uni Soviet menjadi negara pertama yang menjalin hubungan diplomatik dengan Afghanistan.

Soviet jadi salah satu yang pertama secara resmi mengakui pemerintah Bolshevik. Selama beberapa dekade berikutnya, mereka menawarkan bantuan ekonomi dan militer kepada Afghanistan yang netral.

Baca juga: AS dan Sekutu Keluarkan Sanksi Baru, Disebut Akan Kembalikan Rusia ke Kehidupan Era Soviet

Ketika kerajaan Inggris turun pamor setelah Perang Dunia II dan Amerika Serikat muncul sebagai kekuatan dunia yang dominan, Afghanistan tetap berada di garis depan Perang Dingin.

Pada tahun 1973, raja terakhir Afghanistan digulingkan dalam kudeta oleh sepupu dan saudara iparnya, Mohammed Daoud Khan, yang kemudian mendirikan sebuah republik.

Uni Soviet menyambut baik pergeseran ke kiri ini, tetapi kegembiraan mereka segera memudar karena Daoud Khan yang otoriter menolak untuk menjadi boneka Soviet.

Halaman:
Sumber History
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com