Pada 2010, para peneliti “menemukannya” di laboratorium genetika, dengan menganalisis sampel DNA yang diambil dari fragmen gigi dan tulang manusia berusia 50.000 tahun yang ditemukan dalam sebuah gua di Siberia.
Menurut perkiraan terbaru, fossil tersebut memiliki nenek moyang yang sama dengan Neanderthal mungkin 765.000 tahun yang lalu. Beberapa peneliti menduga jika lebih banyak fosil jenis ini ditemukan, Denisova mungkin secara resmi diakui sebagai spesies atau subspesies – “Homo denisova”.
Baca juga: Fosil Manusia Purba di Toalean Sulawesi Ungkap Hubungan dengan Penduduk Asli Australia
Homo floresiensis secara ditemukan pada 2003, di pulau Flores Indonesia antara sekitar 100.000 dan 50.000 tahun yang lalu.
Homo floresiensis memiliki campuran fitur yang aneh, dengan tubuh pendek, kaki panjang yang tidak biasa, dan otak yang sangat kecil. Fitur itu mungkin tidak akan terlihat aneh pada spesies awal manusia yang berkeliaran di Afrika sekitar 2 juta tahun yang lalu (Homo habilis).
Tapi Homo floresiensis hidup hanya 50.000 tahun yang lalu, ribuan kilometer di timur Afrika. Mereka tampaknya juga berperilaku seperti manusia maju dalam hal kemampuan mengendalikan api dan memasak makanan.
Hingga kini, belum ada konsensus yang jelas tentang bagaimana Homo floresiensis cocok dengan pohon evolusi manusia.
Baca juga: Fosil Manusia Purba di Toalean Sulawesi Ungkap Hubungan dengan Penduduk Asli Australia
Homo naledi ditemukan pada 2013, di Afrika Selatan. Tidak ada data resmi yang diterbitkan tentang usia spesies, tetapi laporan tidak resmi menunjukkan bahwa ia hidup antara 300.000 dan 200.000 tahun yang lalu.
Homo naledi memiliki ciri-ciri campuran yang aneh, beberapa bagian kerangkanya tidak dapat dibedakan dari orang-orang yang masih hidup, sementara bagian lain tampak hampir mirip kera.
Otaknya sedikit lebih besar daripada simpanse, tetapi tampaknya mampu berperilaku seperti manusia modern yang canggih. Ada beberapa bukti bahwa spesies tersebut dengan sengaja membuang jasad kelompoknya di ruang batu.
Karena kerangkanya menunjukkan campuran aneh antara fitur modern dan kuno, masih belum jelas di mana Homo Naledi termasuk dalam pohon evolusi manusia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.