Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 19/09/2021, 08:22 WIB

Hisato kadang juga hanya membiarkan "pasiennya" semalaman untuk melihat berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk darah mereka mencair sendiri.

Eksperimen Unit 731: penyebaran patogen atau wabah pada spesimen manusia hidup

Salah satu aspek paling berbahaya dari Unit 731 adalah pengujian senjata biologis pada populasi hidup untuk melancarkan perang. 

Para dokter Unit 731 di bawah komando Shiro Ishii menginfeksi tahanan dengan patogen dan mempelajari bagaimana penyakit itu menyebar di tubuh subjek penelitian mereka.

Untuk mempelajari infeksi mempengaruhi tubuh manusia, para dokter Unit 731 mengirim orang yang terinfeksi ke tahanan yang sehat. Terkadang, tikus yang membawa wabah pes juga dilepaskan di antara para tahanan.

Beberapa subjek penelitian sengaja diinfeksi dengan banyak patogen, untuk mengetahui reaksi silang dari berbagai penyakit.

Eksperimen Unit 731 tidak memiliki batasan moral apa pun. Untuk mempelajari penyebaran penyakit menular seksual seperti sifilis, dokter Unit 731 memaksa subjek penelitian untuk memperkosa dan menghamili tahanan wanita.

Beberapa wanita yang dipaksa hamil itu menjadi subjek penelitian untuk mempelajari perkembangan penyakit selama kehamilan dan penularan penyakit kepada janin. Janin, bayi baru lahir juga merupakan subjek uji Unit 731.

Takut terjadinya pembusukan (yang dimulai segera setelah seseorang meninggal) pada tubuh subjek penelitian dapat merusak jaringan yang diteliti, Unit 731 membedah para korbannya hidup-hidup.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demikian juga, karena khawatir obat anestesi dapat merusak temuan mereka, subjek penelitian tidak diberi anestesi ketika dibedah.

Baca juga: Spesifikasi Panther, Tank Nazi Jerman dalam Perang Dunia II

Eksperimen Unit 731: pembedahan dan mutilasi tanpa anestesi

Salah satu kisah paling mengerikan tentang kekejaman Unit 731 adalah kisah pembedahan hidup-hidup, memotong tahanan hidup-hidup, seringkali tanpa anestesi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke