Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Insight Kompas
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

Kilas Balik, Kontroversi, dan Pelajaran dari Tragedi 9/11

Kompas.com - 11/09/2021, 22:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pada 11 September 2003, Ivan kembali menulis di harian Kompas, dengan judul Koalisi Kebenaran 11 September.

Kali ini dia mengungkap kisah orang-orang Amerika Serikat yang mempertanyakan kebijakan pemerintahannya sendiri, yaitu 9/11 Truth Alliance.

Yang menarik, tulis Ivan, motor gerakan tersebut justru keluarga dan kerabat sebagian korban jiwa dari tragedi 11 September 2001.

Dalam barisan pendukung mereka ada pula mantan anggota Kongres Amerika Serikat, jenderal purnawirawan, penulis berpengaruh, mahaguru kampus-kampus terkenal, dan kelompok perempuan di Amerika Serikat.

Mereka melihat terlalu banyak bolong dalam versi resmi yang diungkap pemerintahan Bush ke publik. Dukungan pun meluas hingga ke negara-negara lain.

Tragedi 11 September 2001, kata mereka seperti dikutip Ivan, telah menjadi alasan bagi Amerika Serikat dan banyak negara bertindak makin represif, tak jarang sambil melanggar konstitusinya sendiri, bahkan mengorbankan demokrasi.

Dampak 9/11

Tragedi 11 September 2001 adalah latar belakang sekaligus alasan pembentukan Homeland Security di Amerika Serikat pada masa pemerintahan Presiden George W Bush. Susah mencari padanan nama yang tepat bagi institusi ini dalam bahasa Indonesia.

Intinya, segala informasi awal—apalagi insiden—yang diduga punya kaitan dengan teroris dan terorisme akan jadi urusan lembaga ini. Jangankan orang asing, orang Amerika pun sesak napas kalau sudah terseret urusan dengan Homeland Security.

Baca juga: Daftar Pertanyaan yang Sering Muncul Mengenai Serangan 9/11

Gagal dapat visa ke Amerika Serikat setelah wawancara di Kedutaan Besar Amerika Serikat gara-gara jenggot atau bentuk wajah dikenali sebagai ciri orang yang rentan menjadi teroris merupakan contoh paling sederhana kebijakan Amerika Serikat dengan Homeland Security.

Selain duka cita dan luka—baik fisik maupun jiwa—, dampak serangan 11 September 2001 bagi Amerika Serikat adalah keparnoan luar biasa terutama terhadap wajah dan identitas bernuansa Arab dan atau Islam. Paranoid dan fobia.

Pemerintah George W Bush juga langsung mendeklarasikan perang global melawan terorisme.

Dalam pernyataannya, Bush menyebut perang ini tidak hanya memburu Al Qaeda, tetapi siapa pun yang Amerika sebut sebagai teroris beserta penyokong dan pendukungnya.

Salah satu bentuk yang kasat mata adalah penggulingan Taliban di Afghanistan dalam tempo dua bulan sejak dimulai pada 7 Oktober 2001. Taliban dinyatakan sebagai organisasi yang berada dalam naungan baiat Al Qaeda.

Tajuk Rencana harian Kompas edisi 11 September 2002—berjudul Sebelas September yang Mengguncang Dunia—pun menyebut perang global baru telah dimulai sejak serangan 11 September 2001 itu. Lawannya, teroris dan terorisme.

Di Indonesia, perang melawan teroris dan terorisme ini pun turut mencuat, terlebih lagi setelah pembentukan Densus 88 pada 20 Juni 2003, sebagai pelaksanaan UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Perppu Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

Seperti Homeland Security, Densus 88 dapat melakukan penangkapan "hanya" berbekal informasi awal intelijen tentang gelagat keberadaan teroris dan rencana terorisme.

Baca juga: Teori Konspirasi Runtuhnya WTC 9/11, Benarkah Ada Bom dalam Bangunan?

Meski mayoritas negara di dunia mendukung bahkan ambil peran dalam perang global melawan terorisme yang diinisiasi Amerika Serikat, sebuah perspektif menggelitik mencuat pula dari sudut lain, dikemas dalam rupa film.

Adalah film 11'09''01 - September 11 yang memotret pada detik tragedi di Amerika Serikat itu terjadi ada banyak peristiwa lain yang juga terjadi dan dianggap penting pula oleh orang-orang yang terlibat.

Mendiang Arief Budiman, dalam tulisan berjudul  Film11 September yang tayang di harian Kompas edisi 1 Desember 2002 berpendapat, film ini seolah bertanya, apakah bila serangan itu terjadi di Bosnia atau Afghanistan maka kehebohan yang terjadi akan sama?

Di ujung artikelnya itu, Arief menulis, ada yang mengatakan bahwa film ini anti-Amerika. Film-film ini, kata dia, sepertinya minta Amerika Serikat AS melakukan introspeksi.

Dia pun mengutip sebuah anekdot, yang lengkapnya seperti di tulisan tersebut adalah sebagai berikut:

Halaman:


Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com