Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Kuasai Afghanistan, Patutkah Indonesia Khawatir Akan Potensi Teror?

Kompas.com - 17/08/2021, 18:35 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

"Tidak ada korelasi (JI di Indonesia dengan Taliban), mereka bergerak sendiri. Ada Taliban, tidak ada Taliban, JI tetap ada," katanya.

Baca juga: VIDEO: Taliban Nge-gym di Istana Presiden Afghanistan yang Ditinggal Penghuninya

Indonesia berharap perdamaian

Pemerintah Indonesia berharap agar perdamaian dan stabilitas segera terjalin di Afghanistan.

Salah satu tujuannya adalah untuk menutup kekhawatiran akan potensi munculnya dampak yang meluas, seperti meningkatnya gerakan terorisme di dunia, termasuk Indonesia.

"Dengan adanya stabilitas dan keamanan, anasir-anasir di masa lalu yang memanfaatkan ketidakstabilan, mudah-mudahan tidak ada satu kondisi yang bisa mereka manfaatkan [sekarang]," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah.

Dia menambahkan, hingga kini pemerintah Indonesia tetap membuka kantor perwakilan, KBRI di Kabul.

Baca juga: Inggris Tidak Berencana untuk Kembali Berperang Lawan Taliban di Afghanistan

Tujuannya untuk menunjukkan eksistensi atau kehadiran Indonesia sebagai negara sahabat Afghanistan.

Pada tahun 1998, saat terjadi konflik hebat di Afghanistan, KBRI di Kabul tetap beroperasi.

"Namun dengan jumlah yang terbatas, disebut tim esensial. Keperluan mereka untuk melakukan pemantauan situasi dan membangun komunikasi dengan pihak-pihak terkait di sana," kata Faizasyah.

Walaupun demikian, ujar Faizasyah, Indonesia tetap memprioritaskan rencana evakuasi bagi WNI dan staf KBRI di Kabul.

Aksi-aksi penangkapan jaringan JI

Sepekan kemarin, Tim Densus 88 Antiteror telah menangkap 48 tersangka terorisme di 11 provinsi.

Mayoritas dari mereka adalah anggota JI.

"Dari 48 tersangka yang diamankan, terbagi menjadi 2 jaringan kelompok yaitu jaringan Jamaah Islamiyah sebanyak 45 tersangka dan jaringan media sosial Jamaah Ansharut Daulah sebanyak 3 tersangka," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divis Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan, Senin (16/8).

Penangkapan itu berlangsung dari 12-15 Agustus kemarin. Hingga kini, lima orang terduga teroris masih buron.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Mullah Baradar, Pendiri Taliban Kandidat Kuat Presiden Baru Afghanistan

Juni lalu, polisi juga telah menangkap pemimpin JI bernama Para Wijayanto dan tiga pria kepercayannya di lokasi berbeda serta 13 anggota JI di Riau.

Polisi menyatakan Para Wijayanto yang menjadi buronan sejak 2008 silam merupakan pemimpin JI setelah kelompok itu dilarang keberadaannya pada 2007.

Di bawah kepemimpinan Para, JI disebut telah mengirim sejumlah pemuda berlatih militer ke Suriah.

Sebelumnya pada bulan Maret, polisi menangkap 22 tersangka terorisme jaringan JI Jawa Timur.

Pada 2007 Jamaah Islamiyah dibubarkan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Organisasi yang didirikan oleh Abu Bakar Baasyir dan Abdullah Sungkar dinyatakan sebagai bagian jaringan teroris.

JI juga diyakini sebagai organisasi induk yang berada di balik kasus Bom Bali I dan II, dan Bom Kedutaan Besar Australia.

Baca juga: Biden Bela Keputusannya Tarik Pasukan AS dari Afghanistan yang Berujung Berkuasanya Taliban

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com