Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perang: Invasi Soviet ke Afghanistan yang Berujung Lahirnya Taliban

Kompas.com - 17/08/2021, 18:11 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KABUL, KOMPAS.com - Invasi Soviet ke Afghanistan dimulai pada malam Natal, 24 Desember 1979, yang saat selesai berujung kemunculan Taliban.

Invasi Uni Soviet ke Afghanistan berlangsung selama 10 tahun, mulai 1979 dan berakhir 1989.

Tujuan invasi Uni Soviet ke Afghanistan adalah untuk memberesi kekacauan pemerintahan, karena saat itu kedua negara sedang bermitra.

Baca juga: Kenapa Amerika Meninggalkan Afghanistan sehingga Taliban Merajalela? Begini Ceritanya...

Dikutip dari BBC Indonesia, pada akhir 1970-an pasukan Uni Soviet menyerbu Afghanistan untuk mendukung pemerintahan berhaluan komunis.

Hubungan kedua negara sebenarnya baik. Pada 1921, Soviet dan Afghanistan menandatangani Treaty of Friendship agar sama-sama berposisi setara dan netral.

Perjanjian itu juga mengatur agar tidak ada agresi militer satu sama lain dan berlaku 10 tahun. Treaty of Friendship terakhir kali diperpanjang pada 1975.

Namun, mengutip Kompas.com pada 3 Januari 2019, tahun 1973 di Afghanistan terjadi kudeta yang menggulingkan monarki dan menjadi dasar berdirinya Republik Afghanistan.

Pemerintahan baru itu condong kepada Soviet, namun mulai mendapat pertentangan. Akhirnya, lima tahun kemudian, hubungan pemerintahan Mohammed Daoud Khan dengan Soviet merenggang.

Nur Muhammad TarakiWIKIMEDIA COMMONS Nur Muhammad Taraki
Revolusi Saur pada 1978 kemudian membentuk Republik Demokratik Afghanistan yang komunis di bawah kepemimpinan Nur Muhammad Taraki.

Negara itu tak lama setelahnya terseret ke berbagai konflik era Perang Dingin antara Amerika Serikat (AS) dan Soviet. Badan Intelijen Pusat (CIA) lalu mulai membantu kelompok Mujahideen atau Mujahidin.

Dalam buku A Darkling Pain (2015), dikisahkan Taraki kemudian tewas dibunuh perdana menterinya sendiri, Hafizullah Amin, pada Oktober 1979 dengan menyekap mulut dan hidungnya memakai bantal sampai tak bernapas.

Amin lalu menjadi presiden, tetapi karena latar belakang pendidikannya yang pernah sekolah di "Negeri Paman Sam", Soviet tidak percaya kepadanya.

Baca juga: Siapa Taliban dan Mengapa Ingin Menguasai Afghanistan?

Jalannya invasi Uni Soviet ke Afghanistan

Soviet dilaporkan beberapa kali mencoba membunuh Amin, tetapi selalu gagal. Mereka akhirnya melancarkan invasi pada malam 24 Desember 1979.

Tujuan invasi Uni Soviet ke Afghanistan kala itu, mereka perlu memberesi situasi di Afghanistan yang merupakan negara mitra.

History menjabarkan, Soviet mengorganisir pengangkutan udara militer besar-besaran ke Kabul yang melibatkan sekitar 280 pesawat angkut, dan tiga divisi dengan masing-masing beranggota 8.500 orang.

Bangka mobil-mobil militer sisa invasi Soviet ke Afghanistan (1979-1989), yang terbengkalai di Bandara Internasional Kandahar, Kabul.WIKIMEDIA COMMONS Bangka mobil-mobil militer sisa invasi Soviet ke Afghanistan (1979-1989), yang terbengkalai di Bandara Internasional Kandahar, Kabul.
Hanya dalam tiga hari Soviet dapat membunuh Amin di Istana Tajberg dan menduduki Kabul. Tentara loyalis Amin sempat memberi perlawanan sengit, tapi cuma sebentar.

Pada 27 Desember, Babrak Karmal, pemimpin faksi Parcham dari Partai Demokratik Rakyat Afghanistan (PDPA) yang diasingkan, dilantik sebagai kepala pemerintahan baru Afghanistan. Pasukan darat Soviet kemudian memasuki Afghanistan dari utara.

Namun, dikutip dari BBC Indonesia, Soviet mendapat perlawanan sengit dari kelompok bersenjata Mujahidin yang didukung AS, Pakistan, China, Arab Saudi, dan beberapa negara lain.

Mujahidin menggunakan taktik gerilya melawan Soviet. Mereka menyerang cepat lalu menghilang ke pegunungan, menyebabkan kehancuran besar tanpa pertempuran sengit.

Baca juga: Kenapa Taliban Tidak Membantu Palestina dan Tak Menyerang Israel?

Anggota Mujahidin menggunakan senjata apa pun yang bisa mereka ambil dari Soviet atau yang diberikan oleh AS.

Ilustrasi prajurit Mujahidin menembakkan rudal anti-pesawat yang bisa diluncurkan dari bahu, saat Uni Soviet menginvasi Afghanistan pada 1979-1989. Senjata ini diberikan AS tahun 1987.WIKIMEDIA COMMONS Ilustrasi prajurit Mujahidin menembakkan rudal anti-pesawat yang bisa diluncurkan dari bahu, saat Uni Soviet menginvasi Afghanistan pada 1979-1989. Senjata ini diberikan AS tahun 1987.
Angin semakin berpihak ke Mujahidin setelah mendapat rudal anti-pesawat yang bisa diluncurkan dari bahu. Senjata itu diberikan AS pada 1987.

Pesawat-pesawat dan sejumlah helikopter Soviet pun berjatuhan kena tembak. Sekitar 15.000 tentara Soviet tewas dalam Perang Afghanistan.

Pemimpin Soviet yang baru, Mikhail Gorbachev, lalu memutuskan penarikan pasukan pada 1989.

Setahun sebelumnya pasukan Soviet sudah mundur teratur, karena demoralisasi dan memprediksi tak akan bisa menang.

Dilaporkan History, tentara Soviet terakhir yang menyeberang kembali dari perbatasan Afghanistan adalah tanggal 15 Februari 1989.

Baca juga: Kenapa Taliban Tak Terkalahkan di Afghanistan 2021? Ini 3 Sebabnya

Munculnya Taliban

Penarikan mundur pasukan Soviet dari Afghanistan memicu lahirnya Taliban, yang dalam bahasa Pashto berarti "pelajar".

Hal ini merujuk pada anggota kelompok yang pernah belajar di bawah Mullah Omar, salah satu pendiri Taliban dan komandan pasukan Mujahidin yang mendorong Uni Soviet keluar dari Afghanistan pada 1989.

Melansir iNews.co.uk, Taliban juga merupakan transformasi dari Mujahidin yang dilatih dan dipersenjatai oleh CIA, serta badan intel militer Pakistan yaitu inter-Services Intelligence (ISI).

Taliban awalnya didominasi oleh orang-orang Pashtun dan pengaruhnya mulai terasa pada musim gugur 1994.

Janji Taliban di wilayah-wilayah kediaman warga Pashtun, yang tersebar di Pakistan dan Afghanistan, adalah memulihkan perdamaian dan keamanan jika mereka berkuasa.

Penduduk Afghanistan yang lelah dengan perang saudara setelah penarikan Soviet, umumnya menyambut Taliban saat muncul sebagai penguasa.

Anggota Taliban berpatroli di dalam kota Farah, ibu kota provinsi Farah, barat daya Kabul, Afghanistan, Rabu (11/8/2021).AP PHOTO/MOHAMMAD ASIF KHAN Anggota Taliban berpatroli di dalam kota Farah, ibu kota provinsi Farah, barat daya Kabul, Afghanistan, Rabu (11/8/2021).
Popularitas awal Taliban melejit berkat keberhasilan memberantas korupsi, membatasi pelanggaran hukum, dan membuat jalanan di bawah kendali mereka.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Mullah Baradar, Pendiri Taliban Kandidat Kuat Presiden Baru Afghanistan

Namun, di sisi lain, Taliban melarang televisi, musik, dan bioskop, melarang anak perempuan berusia 10 tahun lebih ke sekolah, dan memaksa perempuan mengenakan burka.

Taliban juga memberlakukan atau mendukung hukum keras, seperti eksekusi di depan umum untuk kasus pembunuhan dan perzinahan, serta potong tangan bagi para pencuri.

Kejatuhan Taliban dimulai ketika terungkap melindungi pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden, yang menjadi dalang aksi teror tragedi 9/11.

Invasi Amerika ke Afghanistan berhasil membunuh bin Laden memukul mundur Taliban, sebelum bangkit lagi sekarang setelah AS dan negara asing lainnya menarik pasukan.

Sementara itu di Soviet, dampak dari kekalahan Perang Afghanistan sangat besar dan panjang.

Soviet tidak pernah pulih dari hubungan masyarakat dan kerugian finansial, yang secara signifikan berkontribusi pada jatuhnya kekaisaran mereka pada 1991.

Uni Soviet lalu pecah dengan banyak wilayahnya memerdekakan diri, dan Rusia menjadi entitas negara tersendiri.

Baca juga: Kisah Perang Afghanistan: Awal Invasi AS dan Siapa Taliban?

Sumber: Kompas.com (Penulis: Ardi Priyatno Utomo | Ardi Priyatno Utomo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com