Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masjid Al-Aqsa, Titik Pertikaian Panjang Palestina-Israel

Kompas.com - 08/05/2021, 09:12 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

Israel telah membatasi masuknya Palestina ke dalam kompleks melalui beberapa metode, termasuk tembok pemisah, yang dibangun pada awal 2000-an. Ini membatasi masuknya warga Palestina dari Tepi Barat ke Israel.

Dari tiga juta warga Palestina yang menduduki Tepi Barat, hanya usia tertentu yang diizinkan mengakses Yerusalem pada hari Jumat. Sementara yang lain harus mengajukan izin yang sulit diperoleh dari otoritas Israel.

Pembatasan tersebut telah menyebabkan kemacetan dan ketegangan yang serius di pos pemeriksaan antara Tepi Barat dan Yerusalem. Sebab puluhan ribu orang harus melewati pemeriksaan keamanan untuk memasuki Yerusalem untuk berdoa.

Baca juga: Human Rights Watch: Israel Lakukan Kejahatan Apartheid terhadap Warga Palestina

4. Penutupan Masjid

Ketegangan di dekat Al-Aqsa masih terjadi beberapa tahun terakhir. Pada 2015, bentrokan terjadi setelah ratusan orang Yahudi mencoba memasuki kompleks masjid, untuk memperingati hari raya Yahudi.

Setahun kemudian, protes juga meletus setelah kunjungan kelompok pemukim Yahudi ke kompleks tersebut selama 10 hari terakhir bulan suci Ramadhan, yang bertentangan dengan tradisi.

Sebagian besar bentrokan di kompleks tersebut terjadi karena warga Israel mencoba beribadah di dalam kompleks tersebut, yang secara langsung melanggar status quo.

Ketegangan meningkat setelah Israel menutup kompleks Masjid Al-Aqsa untuk pertama kalinya sejak 1969, setelah baku tembak mematikan antara warga Palestina di Israel dan pasukan Israel.

Serangan yang terjadi pada 14 Juli 2017 itu berakhir dengan kematian dua petugas polisi Israel dan tiga penyerang Palestina.

Israel kemudian menutup situs tersebut untuk salat Jumat dan membukanya kembali pada hari Minggu berikutnya dengan pengamanan baru. Detektor logam dan kamera tambahan dipasang di pintu masuk kompleks.

Warga Palestina menolak memasuki kompleks tersebut sampai Israel menghapus pengamanan barunya.

Tindakan itu dipandang sebagai langkah terbaru oleh Israel, untuk memaksakan kendali dan Yudaisasi kota. Sementara itu, pengunjuk rasa berdoa di luar gerbang.

Saat shalat Jumat di bulan Juli 2017, ribuan warga Palestina keluar untuk shalat di jalan-jalan di luar Gerbang Singa, salah satu pintu masuk ke Kota Tua.

Ketegangan berkecamuk setelah demonstrasi damai ditekan dengan keras oleh pasukan Israel, mengakibatkan ratusan orang terluka.

Empat warga Palestina ditembak mati di Yerusalem Timur dan Tepi Barat yang diduduki, salah satunya ditembak oleh seorang pemukim Israel.

Israel telah mengerahkan 3.000 polisi Israel dan unit polisi perbatasan di sekitar kompleks tersebut.

Baca juga: Sepanjang 3 Bulan, Israel Telah Menahan 230 Anak-anak Palestina

5. Konteks yang lebih besar

Al-Aqsa adalah wilayah kecil di Palestina, tetapi secara simbolis merupakan bagian besar dari konflik antara Israel dan Palestina.

Meskipun masjid itu sendiri penting bagi umat Islam khususnya, umat Kristen Palestina juga memprotes perambahan Israel di kompleks tersebut.

Mereka bergabung dengan umat Islam dalam shalat di luar Gerbang Singa pada hari Jumat pada 2017 itu.

"Masalah al-Haram al-Sharif merupakan katalisator simbolis, tetapi sangat kuat dari rutinitas ketidakadilan dan penindasan yang dihadapi orang-orang Palestina di Yerusalem, dan itu menyebabkan ledakan kemarahan dan pemberontakan rakyat yang terus-menerus," kata Yara Jalajel, seorang mantan penasihat hukum menteri luar negeri Palestina, kepada Al Jazeera pada Juli 2017.

Dengan lebih banyak pembatasan ditempatkan pada akses Palestina ke kompleks dan seruan yang berlangsung oleh kelompok-kelompok agama Israel untuk mengizinkan orang Yahudi berdoa di situs tersebut, banyak orang Palestina kahwatir akan ada pemecahan atas kompleks tersebut.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com