KOMPAS.com - Apakah kamu tahu pasir di dunia ini ada batasnya? Di negara dengan gurun pasir, seperti Timur Tengah mengimpor pasir dari Australia dan Kanada.
Permintaan pasir konstruksi meningkat lebih cepat dari pada pasokan, yang dipakai untuk membuat beton rumah, aspal jalan, dan sebagainya.
Pasir, bahan penyusun kehidupan modern yang berada di jantung industri pembangunan, semakin menipis dan tidak ada yang tahu seberapa cepat akan habis.
Melansir DW pada Senin (15/3/2021), pasir adalah bahan yang paling banyak digunakan di planet ini, tetapi juga salah satu yang paling tidak terpantau dengan baik.
Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Ferdinand de Lesseps, Inisiator Pembangunan Terusan Suez
Tidak seperti kebanyakan komoditas lainnya, pembuat kebijakan kecenderungan hanya memiliki perkiraan kasar tentang berapa banyak komoditas tersebut digunakan setiap tahun.
Sebuah laporan penting dari Program Lingkungan PBB (UNEP) pada 2019, mencatat penggunaan pasir untuk bahan pembuat semen, mencapai 50 miliar ton.
Para peneliti mengatakan lebih banyak pasir yang digunakan tidak bertanggung jawab setiap tahun.
Meski pasir dapat diperoleh dengan menghancurkan batu, di sebagian wilayah, bahkan kelangkaan pasir terjadi yang memicu kerusakan lingkungan.
"Sifat krisis adalah kami tidak memahami materi ini dengan cukup baik," kata Louise Gallagher dari Global Sand Observatory di Jenewa, yang ikut menulis laporan tersebut.
"Kami tidak cukup memahami dampak dari mana kami mengambilnya. Terkadang kami bahkan tidak tahu dari mana asalnya, berapa banyak yang keluar dari sungai. Kami tidak tahu. Kami hanya tidak tahu," ungkap Gallagher tentang penggunaan pasir.
Baca juga: Biden Hentikan Pendanaan Pembangunan Tembok Perbatasan Era Trump
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan