Raja John, yang tidak pernah naik kapal Dias, sangat gembira dengan temuan sang penjelajah.
Jadi atas perintahnya lokasi ini kemudian disebut Tanjung Harapan. Karena menurutnya, temuan ini menawarkan prospek penuh harapan untuk menjangkau pasar di India.
Meski demikian, ribuan kapten kapal diyakini akan berpihak pada nama yang dia pilih Dias.
Di era modern, statistik menunjukkan jumlah kapal tenggelam di sekitar tanjung, lebih tinggi daripada di banyak bentangan samudra terbuka.
Pada 1911, setahun sebelum Titanic tenggelam di Atlantik, kapal penumpang SS Lusitania mengira mercusuar Cape Town sebagai titik paling selatan benua. Kapal pun berbelok terlalu curam, dan menghantam daratan.
Pada tahun-tahun sebelumnya, lusinan kapal lain juga salah membaca pantai. Rentetan kecelakaan itu akhirnya membuat mercusuar dipindahkan lebih jauh ke selatan.
Pada 1942, pasukan Amerika SS Thomas Tucker kandas di Cape Point selama pelayaran perdananya. Kapal terdampar di darat di daerah yang sekarang dikenal sebagai Shipwreck Trail.
Baca juga: Ada Kekuatan Alam Berperan dalam Pembebasan Kapal Ever Given dari Terusan Suez
Cuaca ganas di sekitar semenanjung Cape berasal dari aliran udara selatan, yang berembus mengelilingi seluruh lingkar bumi mulai dari garis lintang selatan 40 derajat.
Tanpa halangan oleh hampir semua daratan sejauh ini di selatan, angin memberi wilayah itu julukan berabad-abad sebagai "Roaring Forties".
Kondisinya menjadi lebih buruk saat kapal pergi lebih jauh ke selatan menuju "Furious Fifties"(garis lintang selatan 50 derajat) dan "Screaming Sixties" (garis lintang selatan 50 derajat).
Sepanjang sejarah, angin telah menjadi anugerah atau beban bagi para pelaut tergantung ke arah mana mereka pergi.
Angin kencang dapat mendorong kapal ke arah timur melintasi Pasifik, dengan kecepatan sangat tinggi. Tapi sebaliknya tanpa bantuan angin kapal bisa memakan waktu berminggu-minggu, terkadang berbulan-bulan melalui jalur itu. .
Dan setelah perjalanan panjang di lautan terbuka, tipe daratan seperti Cape of Good Hope, dapat membuat angin berperilaku tidak menentu. Jika begitu, kapal bisa terdorong dengan cepat keluar dari jalur.
Baca juga: Kutukan Firaun Dikaitkan dengan Insiden Terusan Suez hingga Gedung Ambruk di Mesir
Kapal yang tenggelam di sekitar Tanjung Harapan sekarang sudah lebih sedikit dibanding di abad yang lalu.
Selesainya Terusan Suez pada 1869, menawarkan rute pelayaran yang lebih aman, lebih pendek, dan lebih murah untuk kapal-kapal terbesar di dunia atau yang membawa kargo paling berharga.