Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Menarik Hagia Sophia di Turki

Kompas.com - 02/07/2020, 20:19 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

Pendukung Erdogan memujinya karena terlibat dalam perayaan mewah tahun ini untuk peringatan penaklukan Konstantinopel tahun 1453, mendorongnya untuk lebih proaktif, kata Erdemir.

Pada awal 1994 ketika dia mencalonkan diri sebagai walikota Istanbul, Erdogan berjanji akan membuka gedung itu untuk umat Islam (diubah menjadi masjid).

Baca juga: 5 Fakta Menarik Bangunan Ikonik Turki Hagia Sophia

4. Bagaimana respons internasional?

Amerika Serikat (AS) dan negara tetangga Turki, Yunani terus mencermati kondisi warisan Bizantium itu di Istanbul, dan menyatakan keprihatinan mereka atas kemungkinan perubahan status.

"Kami menyerukan kepada Pemerintah #Turkey untuk mempertahankannya sebagai situs Warisan Dunia @UNESCO & untuk menjaga aksesibilitas kepada semua orang dalam statusnya saat ini sebagai museum," ujar Sam Brownback, Duta Besar AS untuk kebebasan beragama internasional, dalam kicauannya pada 25 Juni.

Setelah pembacaan ayat-ayat Al Quran dibacakan dalam Hagia Sophia, Kementerian Luar Negeri Yunani mengatakan hal itu adalah 'upaya yang tak dapat diterima untuk mengubah penunjukan situs sebagai sebuah monumen' dan 'juga penghinaan terhadap sentimen keagamaan orang-orang Kristen' di seluruh dunia.

Keputusan untuk mengubah status juga akan melukai hubungan Turki-Yunani, yang sudah tegang karena migrasi dan pengeboran di Mediterania timur.

Baca juga: Erdogan: Waktunya Telah Tiba Mengembalikan Hagia Sophia sebagai Masjid

5. Hagia Sophia di Istanbul vs Hagia Sophia di Trabzon

Turis masih bisa mengunjungi Hagia Sophia meski telah berubah menjadi masjid di mana mereka juga bisa melihat masjid Biru di dekat situ.

Pada 2013, Hagia Sophia di Trabzon, Turki utara, yang pernah dibuka sebagai masjid dapat dijadikan bahan pertimbangan.

"Jumlah pengunjung turun secara signifikan setelah bangunan bertransformasi menjadi masjid, terutama karena pengunjung tidak bisa lagi menghargai lukisan dinding gereja yang terkenal," kata Erdemir, menambahkan bahwa hal itu memiliki dampak negatif pada penduduk setempat yang bergantung pada pendapatan pariwisata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com