Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Nama Laut Merah

Kompas.com - 09/02/2024, 15:55 WIB
Egidius Patnistik

Editor

PERAIRAN Laut Merah menjadi perhatian dunia sejak kelompok militan Houthi di Yaman pada November tahun lalu mulai menyerang kapal-kapal komersial yang melintasi perairan tersebut. Aksi kelompok Houthi itu merupakan dampak dari perang Hamas-Israel. 

Sejak perang Hamas - Israel pecah di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, banyak kelompok atau milisi yang mendukung Hamas ikut berperang di tempat lain. Salah satunya adalah kelompok Houthi di Yaman. Houthi, kelompok yang didukung Iran, telah menguasai sebagian wilayah Yaman.

Tak lama sejak perang Israel dan Hamas dimulai, Houthi ikut melancarkan serangkaian serangan di Laut Merah. Sasarannya ialah kapal-kapal komersial yang berhubungan dengan Israel yang melintasi Laut Merah.

Kantor berita Reuters melaporkan, serangan Houthi dimulai pada 19 November ketika pasukan komando Houthi mendaratkan helikopter di kapal kargo Galaxy Leader saat melewati Laut Merah bagian selatan. Mereka membajak dan mengarahkan kapal tersebut ke pelabuhan Hodeidah di Yaman.

Houthi menggunakan senjata canggih termasuk rudal balistik dan drone “kamikaze” untuk menyerang kapal-kapal komersial di Laut Merah. Serangan-serangan tersebut telah menyebabkan gangguan besar terhadap perdagangan global.

Serangan Houthi tersebut mendapat kecaman internasional. Sejumlah negara, termasuk Indonesia, memberikan keamanan di Laut Merah dan menghalau serangan dari Houthi. Amerika Serikat dan Inggris bahkan melancarkan serangan udara terhadap pangkalan militer Houthi di Yaman yang dimulai pada 11 Januari 2024.

Di mana letak Laut Merah dan mengapa perairan itu disebut Laut Merah?

Lokasi Laut Merah

Laut Merah merupakan perairan sempit yang membentang dari Terusan Suez di Mesir ke arah tenggara sepanjang 1.930 km hingga ke Selat Bab el-Mandeb. Perairan itu terhubung dengan Teluk Aden dan kemudian dengan Laut Arab.

Secara geologis, Teluk Suez dan Teluk Aqaba (Elat) harus dianggap sebagai kelanjutan ke sisi utara dari struktur yang sama. Laut Merah memisahkan daratan Mesir, Sudan, dan Eritrea di sisi barat dengan pantai Arab Saudi dan Yaman di sisi timur. Lebar maksimum laut itu 305 kilometer, kedalaman terdalamnya 3.040 meter, dan luasnya kira-kira 450.000 km persegi.

Laut Merah memiliki air laut terpanas dan paling asin di dunia. Karena terhubung dengan Laut Tengah melalui Terusan Suez, jalur itu merupakan salah satu jalur perairan tersibuk di dunia. Perairan itu menjadi penghubung lalu lintas maritim Eropa dengan Asia.

Peta Laut MerahGoogle Map Peta Laut Merah
Mengapa Dinamakan Laut Merah?

Nama "Laut Merah" merupakan terjemahan dari nama dalam bahasa Yunani yaitu Erythra Thalassa, bahasa Latin Mare Rubrum, dan bahasa Arab Al-Bahr Al-Ahmar yang secara harfiah berarti 'Laut Merah'. Namun, asal-usul penamaan itu sering menjadi subyek perdebatan dan spekulasi di kalangan para ilmuwan dan sejarawan.

Beberapa teori telah diajukan untuk menjelaskan mengapa perairan itu dinamai demikian, masing-masing dengan bukti dan argumentasinya sendiri.

Salah satu penjelasan yang paling populer adalah mengaitkan nama itu dengan fenomena alami yang terjadi di laut tersebut. Biasanya, Laut Merah berwarna biru kehijauan. Namun kadang-kadang, perairan itu dihuni alga Trichodesmium erythraeum yang melimpah. Alga itu setelah mati mengubah warna air laut menjadi coklat kemerahan. Fenomena ini, yang dikenal sebagai "bloom alga", bisa jadi alasan mengapa orang-orang di zaman kuno memberi nama Laut Merah untuk perairan tersebut.

Teori lain menyebutkan, nama itu berasal dari penamaan arah mata angin. Dalam beberapa tradisi di sekitar kawasan itu, arah selatan seringkali diidentifikasikan dengan warna merah. Itu sama seperti nama Laut Hitam yang merujuk pada arah utara. Karena Laut Merah terletak di selatan peradaban Mesir kuno, mungkin ini menjadi alasan penamaannya.

Selain itu, beberapa bahasa Semitik juga menggunakan kata yang sama untuk warna merah dan selatan.

Dasar teori ini adalah bahwa beberapa bahasa Asia menggunakan kata-kata yang menunjukkan warna untuk merujuk pada arah mata angin. Herodotus pada suatu kesempatan menggunakan "Laut Merah" dan "Laut Selatan" secara bergantian.

Referensi sejarah juga menunjukkan bahwa nama "Laut Merah" mungkin memiliki koneksi dengan bangsa Edom. Edom, yang berarti 'merah' dalam bahasa Ibrani, adalah kerajaan yang terletak di dekat pantai selatan Laut Merah. Hubungan ini mungkin telah memengaruhi penamaan laut itu oleh pedagang dan pelaut yang melintasi kawasan tersebut.

Selain itu, ada juga yang berpendapat bahwa penamaan ini merujuk pada batu-batu merah yang banyak ditemukan di sekitar wilayah itu. Pegunungan dan tanah di sekitar Laut Merah sering menampilkan nuansa merah, yang bisa jadi memberikan inspirasi bagi penamaannya. Orang Mesir kuno menyebut Gurun Mesir yang terletak dengan perairan itu sebagai Dashret atau "tanah merah". Karena itu, perariran tersebut boleh jadi menjadi lautan di daratan merah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com