Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Awal Kelompok Houthi di Yaman

Kompas.com - 15/01/2024, 11:45 WIB
Egidius Patnistik

Editor

KELOMPOK Houthi di Yaman kembali menjadi perhatian dunia setelah menjadi target serangan rudal Amerika Serikat (AS) dan Inggris serta delapan negara Barat lainnya pada 11 hingga 12 Januari 2024.

Departemen Pertahanan AS menyatakan, target serangannya antara lain sistem radar, tempat penyimpanan dan peluncuran drone, fasilitas penyimpanan dan peluncuran rudal, serta pusat komando dan kendali Houthi. Serangan ditujukan ke Ibu Kota Yaman, Sana'a, yang dikuasai Houthi, serta pelabuhan Houthi di Hodeidah, Dhamar, dan markas kelompok tersebut di barat laut Saada.

Sementara Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan, serangannya dilancarkan di Bani di barat laut Yaman, yang disebut sebagai lokasi peluncuran rudal dan drone.

Serangan itu bertujuan untuk menekan serangan drone dan rudal dari kelompok yang didukung Iran itu terhadap kapal-kapal kargo yang melewati di Laut Merah. 

BBC sebelumnya melaporkan bahwa kelompok Houthi menyerang sejumlah kapal komersial di Laut Merah dengan menggunakan drone dan rudal balistik sejak 3 Desember, tak lama setelah perang Israel dan Hamas pecah pada 7 Oktober. Mereka melancarkan serangan dari pantai Yaman.

Houthi, yang telah menguasai sebagian besar wilayah Yaman, mengumumkan dukungannya terhadap Hamas dan mengatakan mereka akan menargetkan kapal apa pun yang berlayar menuju Israel. Mereka menyebut dirinya bagian dari "poros perlawanan" bersama Hamas dan Hizbullah, yang dipimpin Iran melawan Israel, AS, dan negara-negara Barat.

Serangan terhadap kapal-kapal kargo tersebut memicu kekhawatiran akan kenaikan harga bahan bakar naik dan kekacauan rantai pasokan. Menurut BBC, hampir 15 persen perdagangan global melalui laut melewati Laut Merah, yang terhubung ke Laut Tengah melalui terusan Suez dan merupakan rute pelayaran terpendek antara Eropa dan Asia.

Siapakah Kelompok Houthi?

Kelompok Houthi, awalnya, merupakan gerakan politik dan militer yang muncul di Yaman utara tahun 1990-an. Gerakan itu berakar pada komunitas Zaidi, sebuah cabang dari aliran Islam Syiah di negara itu. Nama kelompok itu merujuk ke nama pendirinya, yaitu Hussein Badreddin al-Houthi.

Hussein Badreddin al-Houthi, yang berasal dari keluarga berpengaruh di Yaman utara, getol mengkritik pemerintah Yaman dan kebijakan asing, terutama kebijakan AS dan Israel. Ia juga menentang penyebaran Wahabisme yang didukung Arab Saudi. Pada awal 1990-an, sebagai mantan anggota parlemen, al-Houthi vokal dengan pandangannya yang kritis terhadap dampak kebijakan asing di Yaman.

Dia menggunakan tempat ibadah dan sekolah di Sa'dah, sebuah kota tua di Yaman dan pusat Zaidi, untuk menyebarkan pemikiran dan ajarannya, termasuk ajaran anti AS dan Israel.

Konflik antara kelompok Houthi dan pemerintah Yaman meletus tahun 2004, ketika pemerintah mencoba menekan gerakan ini. Hussein al-Houthi akhirnya tewas pada September 2004. Namun dia justru menjadi martir bagi pengikutnya, dan gerakannya terus berkembang di bawah kepemimpinan saudaranya, Abdul-Malik al-Houthi.

Kelompok itu semakin mendapatkan dukungan dari masyarakat, terutama di Yaman utara, karena kekecewaan mereka terhadap pemerintah yang korup. Dengan berkembangnya kekuatan mereka, Houthi mengambil alih wilayah yang lebih luas, termasuk Sana'a, ibu kota Yaman, tahun 2014, yang menandai perubahan besar dalam dinamika politik Yaman (International Journal of Middle East Studies).

Langkah itu memperkuat posisi mereka sebagai pemain utama dalam konflik Yaman, yang melibatkan berbagai pihak, termasuk koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi.

Sebagaimana disebutkan di atas, kelompok Houthi memiliki akar yang mendalam dalam tradisi Zaidi Syiah, sebuah cabang Islam yang memiliki keunikan tersendiri dan berpengaruh di Yaman. Latar belakang dan ideologi Zaidi memainkan peran penting dalam pemahaman dinamika kelompok Houthi.

Di Yaman, Zaidi telah lama menjadi komponen utama dari struktur sosial dan politik, terutama di wilayah utara. Mereka memiliki sejarah panjang dalam membentuk negara-negara dan dinasti-dinasti di wilayah tersebut, dan ini memberikan mereka posisi yang unik dalam sejarah Yaman. Tradisi Zaidi Syiah di Yaman berbeda dengan praktik Syiah di tempat lain, dengan penekanan pada aspek kebebasan dan pemberontakan terhadap penguasa yang tidak adil.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com