Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Kompas.com - 24/04/2024, 13:05 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

AMERIKA Serikat (AS) memainkan peran krusial dalam konflik Israel-Palestina, khususnya dalam dukungannya yang kuat terhadap Israel. Dari awal Israel berdiri hingga tahun 2023, negara itu diperkirakan telah menerima dukungan militer dan ekonomi dari AS senilai total 300 miliar dolar. Hal itu menjadikan Israel negara penerima bantuan AS terbesar di dunia menurut Council on Foreign Relations.

AS juga kerap mendukung Israel di lingkup diplomatik. AS sering pakai hak vetonya di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menjaga posisi Israel.

Komitmen pemerintah AS mendukung Israel dalam konflik Israel-Palestina menjadikannya  sasaran kecaman. Tidak hanya di luar negeri, AS juga kritik di dalam negeri. Akhir-akhir ini, marak demonstrasi pro-Palestina di beberapa perguruan tinggi di AS. Tren demonstrasi pro-Palestina di lingkungan kampus ini melibatkan sejumlah kampus top dan ternama di AS, mulai dari Cambridge University hingga Yale University dan Massachusetts Institute of Technology.

Baca juga: Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Para mahasiswa pro-Palestina yang terlibat dalam demonstrasi itu berunjuk rasa untuk menekan kampus agar segera mengakhiri hubungannya dengan Israel.

Jauh sebelum konflik Israel-Palestina membara lagi sejak 7 Oktober tahun lalu, gerakan-gerakan pro-Palestina sudah banyak bermunculan. Aksi-aksi yang terjadi beberapa bulan terakhir ini hanya segelintir dari sekian banyak gerakan pro-Palestina lain yang pernah terjadi di AS.

Bagi beberapa orang, pro-Palestina bukan hanya sekedar gerakan, melainkan identitas mereka. Inilah yang kemudian mendorong bermunculannya kelompok-kelompok pro-Palestina di AS.

Grup-grup Pro-Palestina di AS

Kelompok-kelompok pro-Palestina di AS berperan penting dalam menentang kebijakan Israel terhadap Palestina. Sebelum eskalasi konflik di 7 Oktober, kelompok-kelompok ini memang sudah seringkali mengalami bentrok dengan kelompok-kelompok pro-Israel.

Di AS, kelompok-kelompok ini dapat ditemukan di aksi-aksi demonstrasi anti-Israel. Tidak hanya terlibat, kelompok-kelompok itu bahkan kerap menjadi otak di balik aksi demonstrasi anti-Israel, salah satunya demonstrasi pada November lalu di luar markas besar Komite Nasional Demokrat di Washington yang menyebabkan bentrokan antara polisi dengan para pengunjuk rasa.

Siapa grup-grup itu?

Jewish Voice for Peace

Jewish Voice of Peace (JVP) yang didirikan tahun 1996 ini mendeskripsikan kelompoknya sebagai “organisasi Yahudi progresif anti-Zionis terbesar di dunia”.

Situs webnya menulis bahwa, tugas organisasi ini adalah “...mengorganisir gerakan akar rumput, multiras, lintas kelas, antar generasi Yahudi AS dalam solidaritas dengan perjuangan kemerdekaan Palestina, dipandu oleh visi keadilan, kesetaraan, dan martabat bagi semua orang.”

Seringkali aksi JVP ini mendapat kritik, salah satunya yang dominan adalah Liga Anti-Defamasi, sebuah kelompok advokat Yahudi. Kelompok ini mengecam aksi JVP yang dinilai mempromosikan antisemitisme dan ekstremisme. Menurut mereka, JVP adalah “kelompok aktivis radikal anti-Israel dan anti-Zionis yang mengadvokasi boikot Israel dan pemberantasan Zionisme.”

Di tengah kritik dan kecaman, JVP mengklaim memiliki banyak pendukung yang jumlahnya melebihi 300.000 orang. Di X (sebelumnya Twitter), JVP memiliki sejuta pengikut. Organisasi ini juga mengklaim memiliki cabang di banyak kampus ternama di AS, salah satunya Columbia University.

Pendapatan mereka sebagian besar dilaporkan didapatkan dari kontribusi individu. Pada tahun 2021, JVP melaporkan pendapatannya hampir mencapai 2,9 juta dolar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Internasional
Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Internasional
Praktik 'Deepfake' di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Praktik "Deepfake" di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Internasional
Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Internasional
Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Internasional
Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Internasional
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Gelombang Panas Mengakibatkan Kesenjangan Pendidikan

Gelombang Panas Mengakibatkan Kesenjangan Pendidikan

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com