Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Kompas.com - 18/04/2024, 12:10 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Meski kejam, tentara yang direkrut Wagner mampu bertahan lebih lama daripada mereka yang direkrut ketika kebijakan tersebut diambil alih kementerian pertahanan Rusia pada Februari 2023. Analisis BBC menemukan bahwa mereka yang direkrut Wagner rata-rata mampu bertahan di pertempuran sampai tiga bulan. Sedangkan mereka yang direkrut kementerian pertahanan hanya bertahan dua bulan.

Perbedaan dalam kemampuan bertahan hidup para prajurit itu  dipengaruhi oleh minimnya persiapan yang didapatkan para tahanan di bawah kementerian dibandingkan dengan yang di bawah Wagner. Di bawah Wagner, tahanan hanya mendapatkan pelatihan selama dua minggu. Di bawah kementerian, kasusnya lebih buruk lagi.

BBC, untuk mencari kebenaran atas hal itu, telah berbicara dengan keluarga anggota tahanan atau narapidana yang tewas serta seorang tentara yang masih hidup. Mereka mengatakan kepada BBC bahwa pelatihan militer yang diberikan kepada tahanan oleh kementerian pertahanan tidak cukup.

Seorang yang diwawancara BBC mengatakan, suaminya diturunkan ke garis depan pertempuran hanya tiga hari setelah menandatangani kontrak pelayanannya di penjara pada 8 April tahun lalu.

"Saya yakin bahwa akan ada beberapa minggu pelatihan yang mereka bicarakan. Dan tidak ada yang perlu ditakutkan hingga setidaknya akhir April."

Seorang lain yang di wawancara BBC mengatakan bahwa dia baru mengetahui suaminya yang merupakan tahanan mengikuti perang ketika dia mencoba menghubungi suaminya tersebut terkait kematian putra mereka yang juga sedang ikut berperang.

Patriotisme, Salah Satu Alasan Prajurit Rusia Maju Perang

Alexander Motyl, kontributor opini untuk The Hill (media yang berbasis di AS), berpendapat bahwa kebanyakan orang Rusia yang maju dalam perang didorong oleh rasa takut, atau kepercayaan bahwa maju perang adalah keharusan. Kebanyakan dari mereka khawatir jika tidak mengikuti perang, mereka akan dikenakan sanksi, seperti dipenjara. Karena itu, mereka memilih untuk menghadapi perang daripada dipenjara.

Motyl menambahkan, ada juga prajurit yang maju berperang tanpa dimotivasi rasa takut ataupun terpaksa. Mereka maju secara sukarela karena termotivasi oleh patriotisme dan rasa hormat terhadap Presiden Putin. Rasa cinta terhadap tanah air itulah yang membuat mereka berani maju walau mengetahui resiko yang mereka akan hadapi.

Maraknya propaganda di Rusia juga menjadi salah satu alasan mengapa orang-orang Rusia berani maju ke medan perang. Dalam banyak propaganda resmi, Rusia digambarkan sebagai korban agresi Ukraina dan Barat.

Bagi warga yang tinggal di kota-kota besar Rusia seperti Moskwa dan Petesburg, propaganda seperti ini tidak memberi dampak signifikan. Bagi yang tinggal di daerah terpencil, propaganda efektif, tulis Motyl.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Internasional
Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Internasional
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Internasional
Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Internasional
Siapa Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter?

Siapa Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter?

Internasional
Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Internasional
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Internasional
Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Internasional
Praktik 'Deepfake' di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Praktik "Deepfake" di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Internasional
Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Internasional
Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com