Meski kejam, tentara yang direkrut Wagner mampu bertahan lebih lama daripada mereka yang direkrut ketika kebijakan tersebut diambil alih kementerian pertahanan Rusia pada Februari 2023. Analisis BBC menemukan bahwa mereka yang direkrut Wagner rata-rata mampu bertahan di pertempuran sampai tiga bulan. Sedangkan mereka yang direkrut kementerian pertahanan hanya bertahan dua bulan.
Perbedaan dalam kemampuan bertahan hidup para prajurit itu dipengaruhi oleh minimnya persiapan yang didapatkan para tahanan di bawah kementerian dibandingkan dengan yang di bawah Wagner. Di bawah Wagner, tahanan hanya mendapatkan pelatihan selama dua minggu. Di bawah kementerian, kasusnya lebih buruk lagi.
BBC, untuk mencari kebenaran atas hal itu, telah berbicara dengan keluarga anggota tahanan atau narapidana yang tewas serta seorang tentara yang masih hidup. Mereka mengatakan kepada BBC bahwa pelatihan militer yang diberikan kepada tahanan oleh kementerian pertahanan tidak cukup.
Seorang yang diwawancara BBC mengatakan, suaminya diturunkan ke garis depan pertempuran hanya tiga hari setelah menandatangani kontrak pelayanannya di penjara pada 8 April tahun lalu.
"Saya yakin bahwa akan ada beberapa minggu pelatihan yang mereka bicarakan. Dan tidak ada yang perlu ditakutkan hingga setidaknya akhir April."
Seorang lain yang di wawancara BBC mengatakan bahwa dia baru mengetahui suaminya yang merupakan tahanan mengikuti perang ketika dia mencoba menghubungi suaminya tersebut terkait kematian putra mereka yang juga sedang ikut berperang.
Patriotisme, Salah Satu Alasan Prajurit Rusia Maju Perang
Alexander Motyl, kontributor opini untuk The Hill (media yang berbasis di AS), berpendapat bahwa kebanyakan orang Rusia yang maju dalam perang didorong oleh rasa takut, atau kepercayaan bahwa maju perang adalah keharusan. Kebanyakan dari mereka khawatir jika tidak mengikuti perang, mereka akan dikenakan sanksi, seperti dipenjara. Karena itu, mereka memilih untuk menghadapi perang daripada dipenjara.
Motyl menambahkan, ada juga prajurit yang maju berperang tanpa dimotivasi rasa takut ataupun terpaksa. Mereka maju secara sukarela karena termotivasi oleh patriotisme dan rasa hormat terhadap Presiden Putin. Rasa cinta terhadap tanah air itulah yang membuat mereka berani maju walau mengetahui resiko yang mereka akan hadapi.
Maraknya propaganda di Rusia juga menjadi salah satu alasan mengapa orang-orang Rusia berani maju ke medan perang. Dalam banyak propaganda resmi, Rusia digambarkan sebagai korban agresi Ukraina dan Barat.
Bagi warga yang tinggal di kota-kota besar Rusia seperti Moskwa dan Petesburg, propaganda seperti ini tidak memberi dampak signifikan. Bagi yang tinggal di daerah terpencil, propaganda efektif, tulis Motyl.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.