Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin Selalu Menang, Apa Fungsi Pemilu di Rusia?

Kompas.com - 18/03/2024, 15:32 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

PEMILU (pemilihan umum) di Rusia telah dilaksanakan selama tiga hari dari 15 Maret hingga 17 Maret ini. Sampai dengan tanggal 18 Maret, setengah dari keseluruhan suara yang masuk telah dihitung. Dari jumlah itu, 87,3 persen merupakan suara untuk Vladimir Putin.

Walau belum 100 persen suara dihitung, kemenangan Putin sudah dapat dipastikan. Dengan kemenangan Putin kali ini berarti dia akan kembali ke tampuk kekuasaan Rusia sampai dengan tahun 2030. Tidak hanya itu, kemenangannya kali ini juga akan menjadikan dia pemimpin Rusia terlama yang menjabat sejak masa Joseph Stalin.

Para analis berpendapat, kemungkinan besar Rusia akan terus dipimpin Putin selama dia masih hidup.

Kemenangan Putin kali ini sebenarnya bukan hal yang mengejutkan. Kemenangannya sudah diatur sedemikian rupa sebelum pemilu berlangsung.

Baca juga: Kata Putin dalam Pidato Kemenangannya di Pilpres Rusia 2024...

Kebanyakan oposisi Putin telah tereliminasi, entah terbunuh, dipenjara, diasingkan, atau dilarang maju dalam pemilu. Alexei Navalny, pemimpin oposisi Rusia yang tewas di penjara bulan lalu sebelumnya telah selamat dari upaya pembunuhan pada 2020. Istri dari Navalny berkata bahwa kematian suaminya bulan lalu masih merupakan rencana Putin.

Sebelumnya, Boris Nemtsov, juga tokoh oposisi, tewas ditembak di dekat Kremlin tahun 2015.

Sejak memerintahkan invasi ke Ukraina pada Februari 2022, tantangan terhadap pemerintahan Putin justru semakin berkurang. Juru bicara Putin tahun lalu mengatakan, pemilu tahun ini “bukanlah demokrasi yang sebenarnya”, melainkan “birokrasi yang mahal”.

Sistem pemerintahan Rusia saat ini sebenarnya tidak sejalan dengan konstitusi Rusia. Jika berlandaskan konstitusi yang berlaku, pemerintahan Putin seharusnya sudah berakhir tahun 2008. Namun, Putin mengakalinya dengan bertukar tempat dengan Dmitry Medvedev dan menjabat menjadi perdana menteri selama empat tahun. Pada tahun 2012, Putin kembali lagi menjadi presiden.

Tahun 2020, Putin merekayasa perubahan konstitusi terkait pemungutan suara, sehingga memungkinkannya untuk menjabat dua periode lagi. Jadi dia berpeluang untuk berkuasa hingga tahun 2036.

Putin kembali memanipulasi pemilu pada tahun 2023 seperti terlihat pada acara yang diadakan di Kremlin pada 8 Desember, ketika Artyom Zhoga, pemimpin separatis Ukraina, memohon Putin untuk mencalonkan diri.

Sejak menggantikan Boris Yeltsin, Putin terus menekan lembaga-lembaga demokrasi, sehingga media, pengadilan, parlemen, dan komisi pemilu terpaksa tunduk di bawah kendali negara yang ketat. Perbedaan pendapat akan dihancurkan Putin, kritik terhadap perang juga dilarang.

Media yang dikontrol negara menyebarkan propaganda untuk meyakinkan masyarakat Rusia bahwa hanya Putin yang bisa menjamin stabilitas. Contohnya, invasi Rusia ke Ukraina digambarkan media sebagai perang hidup-mati yang dilakukan NATO melawan Rusia dan hanya Putin yang bisa memenangkannya.

Baca juga: China Ucapkan Selamat ke Putin Menang Pilpres Rusia, Sampaikan Harapan Ini

Pemilu Hanya Pertunjukan

Kemenangan Putin dalam pemilu sebenarnya hanya didorong oleh satu faktor. Di satu sisi, Putin memang populer di kalangan masyarakat Rusia. Sebagian besar jajak pendapat memberinya tingkat persetujuan sekitar 80 persen. Namun, popularitasnya ini tidak akan memengaruhi hasil pemilu karena sistem pemilu di Rusia pada dasarnya sudah sangat condong ke Putin.

Jika Putin dipastikan akan selalu menang, lalu apa fungsi pemilu di Rusia? Kenapa perlu diadakan?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com