Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Apa di Balik Kasus Pemerkosaan yang Tinggi di India?

Kompas.com - 06/03/2024, 10:29 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

SEORANG turis perempuan asal Spanyol diperkosa tujuh pria di India pada Jumat (1/3/2024) malam. Peristiwa tragis itu terjadi saat turis itu bersama suaminya, yang juga asal Spanyol, melintas di wilayah India dalam tur keliling dunia dengan sepeda motor. Suami perempuan itu dianiya oleh para pelaku dalam peristiwa tersebut. 

Mereka diserang di distrik Dumka di negara bagian Jharkhand, India timur, saat mendirikan tenda untuk bermalam. Video pasangan yang tertekan itu viral di media sosial dan banyak orang mengungkapkan kemarahannya. Seorang pengguna menyebutnya sebagai insiden yang memalukan dan mengejutkan serta mimpi buruk.

"Memalukan! Orang India memperlakukan orang asing seperti mereka memperlakukan perempuan mereka sendiri. Malu pada masyarakat kita yang busuk," kata aktor Bollywood, Richa Chadha.

Baca juga: Turis Spanyol Diperkosa 7 Pria di India

Kasus pemerkosaan tergolong tinggi di India. Dari tahun 2013 sampai dengan 2022, jumlah kasus pemerkosaan selalu berada di kisaran 30 ribu kasus per tahun, belum termasuk kasus yang tidak dilaporkan.

Berdasarkan laporan Statista, tahun 2016 menandai jumlah kasus pemerkosaan tertinggi di India, yaitu hampir 39 ribu kasus. Hanya di tahun 2022, angka kasus pemerkosaan di India mencapai 31 ribu kasus dengan rata-rata 90 pemerkosaan setiap hari.

Di tahun 2022, polisi menangkap 11 orang setelah dugaan pemerkosaan dan penyiksaan terhadap seorang perempuan muda yang bahkan juga diarak di jalan-jalan Kota Delhi. Di tahun yang sama, seorang petugas polisi di India ditangkap setelah dituduh memperkosa seorang gadis berusia 13 tahun yang pergi ke kantornya untuk melaporkan bahwa dia telah diperkosa beramai-ramai.

Pada tahun 2021, seorang perempuan berusia 34 tahun di Mumbai tewas setelah diperkosa dan disiksa.

Khusus kasus permerkosaan yang menimpa turis asing, kasus yang menimpa perempuan Spanyol itu bukanlah yang pertama. Tahun 2015, seorang turis Jepang menjadi korban perkosaan pemandu wisatanya sendiri di India. Turis itu diajak keliling naik sepeda motor oleh pemandunya ke sepi, kemudian  memperkosanya.

Di tahun yang sama, seorang turis Jepang yang lain menjadi korban perkosaan sekelompok orang di Kota Kolkata. Pelakunya enam orang.

Desember 2018, turis Inggris menjadi korban perkosaan di Kota Goa. Juli 2018 juga terjadi perkosaan terhadap turis perempuan asal Rusia yang sedang solo traveling di Tiruvannamalai, Distrik Tamil Nadu. Pelaku perkosaannya antara lain pemandu wisatanya sendiri dan manajer hostel tempat dia menginap.

Tahun 2022, turis perempuan Inggris diperkosa di depan pacarnya saat berwisata ke Pantai Arambol Sweet Waterdi Goa, India Selatan. Pelaku disebut sebagai anggota komplotan tukang pijat ilegal di kawasan pantai itu.

Faktor Hukum dan Kondisi Sosial 

India telah lama menyandang gelar negara paling berbahaya bagi perempuan. Perempuan di India harus memaksimalkan kewaspadaan saat berada di area publik, seperti tempat kerja, jalan raya, hingga pasar untuk menghindari tindakan-tindakan yang tidak diinginkan.

Faktor utama tingginya pemerkosaan di India adalah adanya celah hukum dan kondisi sosial masyarakat. Hukum di India yang mengatur mengenai penindakan kasus pemerkosaan sangat lemah.

“Pemerkosaan adalah pelanggaran yang tidak dapat ditebus dalam hukum pidana India,” kata Anuja Trehan Kapur, psikolog dan advokat kriminal yang berbasis di New Delhi, kepada DW.

Kapur juga menambahkan, seringkali pelaku justru mendapatkan jaminan karena korban dinilai kurang bukti. Sering pula para terdakwa justru dilindungi polisi, politisi, dan pengacara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Internasional
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Internasional
Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Internasional
Apa Itu Koridor Philadelphia di Gaza, Mengapa Sangat Diinginkan Israel?

Apa Itu Koridor Philadelphia di Gaza, Mengapa Sangat Diinginkan Israel?

Internasional
Para Pembelot Korea Utara Sulit Cari Pekerjaan dan Terancam Dipulangkan

Para Pembelot Korea Utara Sulit Cari Pekerjaan dan Terancam Dipulangkan

Internasional
Putin Bersedia Membicarakan Perdamaian, Namun Ukraina Patut Waspada

Putin Bersedia Membicarakan Perdamaian, Namun Ukraina Patut Waspada

Internasional
Ada Apa di Balik Penangkapan Sejumlah Pejabat Rusia?

Ada Apa di Balik Penangkapan Sejumlah Pejabat Rusia?

Internasional
Melihat Rencana Ambisius China Tangani Krisis Properti

Melihat Rencana Ambisius China Tangani Krisis Properti

Internasional
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Internasional
Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com