Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelompok Houthi, Iran, dan Gejolak di Laut Merah

Kompas.com - 29/01/2024, 18:47 WIB
Egidius Patnistik

Editor

Baru setelah kerusuhan regional saat Arab Spring tahun 2011 dan jatuhnya Saleh tahun 2012, Teheran mulai melihat bagian Yaman yang dikendalikan Houthi sebagai kawasan yang mungkin penting untuk kepentingan politik dan dukungan militer Iran.

Sejak Arab Saudi mengintervensi perang sipil Yaman pada Maret 2015, pejabat AS menuduh Garda Revolusi Iran (IRGC) dan Hezbollah melatih dan mempersenjatai milisi Houthi lokal. Dukungan Iran itu terus berlanjut; dan seiring waktu, Houthi berhasil membuat Riyadh lelah sampai akhrinya mencari cara untuk mengakhiri intervensinya dan menarik diri dari Yaman. Akhirnya, gencatan senjata antara Houthi dan Saudi terjadi mulai April 2022.

Teheran memiliki alasan untuk menilai bahwa investasinya pada Houthi berharga. Bagaimana pun, hal itu menghasilkan leverage yang Teheran harapkan dan, pada akhirnya, membangun tekanan terhadap Saudi untuk menyetujui gencatan senjata diplomatik dengan Iran pada Maret 2023.

Ketegangan di Laut Merah

Kelompok Houthi terus menunjukkan perannya pada perang Israel-Hamas dengan meluncurkan drone dan misil ke Israel dan terhadap kapal-kapal kargo (yang diduga terkait dengan Israel) di Laut Merah. Serangan itu dirancang untuk membuat perhitungan dengan pemerintah Israel dan dunia Barat pada umumnya.

Baca juga: Menyingkap Kedekatan Hubungan Kelompok Houthi di Yaman dengan Iran

Menurut Vatankan, walau level pengaruh operasional Tehran atas tindakan Houthi tidak diketahui, ada dua hal yang sulit untuk disangkal. Pertama, Houthi sangat mungkin menerima dukungan materi dan pelatihan dari Iran dan Hezbollah, termasuk dalam cara meluncurkan serangan drone canggih dan misil anti-kapal di Laut Merah.

Kedua, baik kelompok Houthi maupun Iran menginginkan gencatan senjata segera di Gaza karena dua alasan. Pertama alasan kemanusiaan. Kedua untuk menyelamatkan apa yang tersisa dari sayap militer Hamas setelah tiga bulan gempuran Israel.

Namun, ini merupakan permainan berisiko tinggi, karena semakin banyak suara di Washington yang meminta Iran untuk bertanggung jawab. Sejak 19 November, sudah 26 kali kelompok Houthi menyerang kapal-kapal kargo di Laut Merah. Prioritasnya adalah kapal yang terkait dengan Israel.

Namun, peringatan Barat cukup mengkhawatirkan Tehran sehingga pejabat Iran berulang kali menyangkal terlibat dalam serangan Houthi terhadap kapal-kapal kargo di Laut Merah itu.

Ketika situasi menjadi genting, dan ketika ketegangan meningkat di Laut Merah, masih harus dilihat apakah Iran benar-benar siap mengambil risiko konflik terbuka dengan Amerika Serikat, dan apakah mereka punya pengaruh yang cukup atas Houthis untuk memintanya berhenti menyerang kapal kargo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Internasional
Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Internasional
Praktik 'Deepfake' di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Praktik "Deepfake" di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Internasional
Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Internasional
Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Internasional
Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Internasional
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Gelombang Panas Mengakibatkan Kesenjangan Pendidikan

Gelombang Panas Mengakibatkan Kesenjangan Pendidikan

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com