Baru setelah kerusuhan regional saat Arab Spring tahun 2011 dan jatuhnya Saleh tahun 2012, Teheran mulai melihat bagian Yaman yang dikendalikan Houthi sebagai kawasan yang mungkin penting untuk kepentingan politik dan dukungan militer Iran.
Sejak Arab Saudi mengintervensi perang sipil Yaman pada Maret 2015, pejabat AS menuduh Garda Revolusi Iran (IRGC) dan Hezbollah melatih dan mempersenjatai milisi Houthi lokal. Dukungan Iran itu terus berlanjut; dan seiring waktu, Houthi berhasil membuat Riyadh lelah sampai akhrinya mencari cara untuk mengakhiri intervensinya dan menarik diri dari Yaman. Akhirnya, gencatan senjata antara Houthi dan Saudi terjadi mulai April 2022.
Teheran memiliki alasan untuk menilai bahwa investasinya pada Houthi berharga. Bagaimana pun, hal itu menghasilkan leverage yang Teheran harapkan dan, pada akhirnya, membangun tekanan terhadap Saudi untuk menyetujui gencatan senjata diplomatik dengan Iran pada Maret 2023.
Kelompok Houthi terus menunjukkan perannya pada perang Israel-Hamas dengan meluncurkan drone dan misil ke Israel dan terhadap kapal-kapal kargo (yang diduga terkait dengan Israel) di Laut Merah. Serangan itu dirancang untuk membuat perhitungan dengan pemerintah Israel dan dunia Barat pada umumnya.
Baca juga: Menyingkap Kedekatan Hubungan Kelompok Houthi di Yaman dengan Iran
Menurut Vatankan, walau level pengaruh operasional Tehran atas tindakan Houthi tidak diketahui, ada dua hal yang sulit untuk disangkal. Pertama, Houthi sangat mungkin menerima dukungan materi dan pelatihan dari Iran dan Hezbollah, termasuk dalam cara meluncurkan serangan drone canggih dan misil anti-kapal di Laut Merah.
Kedua, baik kelompok Houthi maupun Iran menginginkan gencatan senjata segera di Gaza karena dua alasan. Pertama alasan kemanusiaan. Kedua untuk menyelamatkan apa yang tersisa dari sayap militer Hamas setelah tiga bulan gempuran Israel.
Namun, ini merupakan permainan berisiko tinggi, karena semakin banyak suara di Washington yang meminta Iran untuk bertanggung jawab. Sejak 19 November, sudah 26 kali kelompok Houthi menyerang kapal-kapal kargo di Laut Merah. Prioritasnya adalah kapal yang terkait dengan Israel.
Namun, peringatan Barat cukup mengkhawatirkan Tehran sehingga pejabat Iran berulang kali menyangkal terlibat dalam serangan Houthi terhadap kapal-kapal kargo di Laut Merah itu.
Ketika situasi menjadi genting, dan ketika ketegangan meningkat di Laut Merah, masih harus dilihat apakah Iran benar-benar siap mengambil risiko konflik terbuka dengan Amerika Serikat, dan apakah mereka punya pengaruh yang cukup atas Houthis untuk memintanya berhenti menyerang kapal kargo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.