SANTIAGO, KOMPAS.com - Gempa bumi berkekuatan magnitudo 9,5 di dekat Valdivia, Chile selatan pada 22 Mei 1960 menjadi gempa bumi terbesar di dunia.
Survei Geologi Amerika Serikat melaporkan peristiwa itu sebagai gempa bumi terbesar pada abad ke-20.
Sebagaimana diberitakan geology.com, gempa itu juga disebut sebagai "Gempa Besar Chile" atau "Gempa Valdivia 1960".
Baca juga: Gempa China 2023 Terkuat dalam 9 Tahun, 155.000 Bangunan Rusak
Gempa lain yang tercatat dalam sejarah mungkin bisa lebih besar. Tetapi gempa Chile 1960 jadi gempa terbesar yang pernah terjadi, sejak perkiraan yang akurat dapat dilakukan pada awal tahun 1900-an.
Pemerintah Chile memperkirakan sekitar 2 juta orang kehilangan tempat tinggal dan ribuan bangunan rusak.
Meski demikian, masyarakat beruntung karena gempa terjadi pada sore hari dan diawali dengan gempa awal yang kuat.
Karena ketakutan, banyak masyarakat meninggalkan bangunan dan langsung berada di luar rumah saat gempa utama terjadi.
Sedangkan untuk kerusakan dan kematian jusru banyak disebabkan oleh serangkaian tsunami akibat gempa bumi yang besar.
Gelombang tsunami menyapu wilayah pesisir setelah gempa terjadi dan merobohkan bangunan serta menenggelamkan banyak orang.
Diperkirakan jumlah korbannya antara 490 hingga 6.000 jiwa. Data ini karena ada banyak perkiraan jumlah korban.
Baca juga: Update Gempa China: 127 Orang Tewas, Warga Selamat Hadapi -17 Derajat Celsius
Untuk nomimal kerugiannya diperkirakan antara $400 juta (Rp 6,4 triliun) sampai $800 juta (Rp 12,4 triliun), dolar pada tahun 1960.
Itu berarti sekitar $3 miliar (Rp 46,8 triliun) sampai $6 miliar (Rp 93,6 trilin) saat ini, disesuaikan dengan inflasi.
Gempa Chile 1960 menjadi salah satu gempa besar yang menewaskan banyak orang di lokasi yang cukup jauh.
Ini karena menimbulkan tsunami besar hingga melintasi Samudera Pasifik dengan kecepatan 200 mil per jam.
Lima belas jam setelah gempa Chile, gelombang tsunami dengan ketinggian 10 meter menyapu wilayah pesisir Hawaii dan menewaskan 61 orang.