Tawon yang mengandung Bracovirus cenderung menargetkan larva kumbang, lalat, kupu-kupu dan ngengat, sert kutu daun.
Herpes Simplex Virus 1 (HSV-1) telah ada pada hominid (nenek moyang manusia purba) sejak lama.
Analisis genom mengungkapkan bahwa HSV-1 menelusuri sejarahnya sekitar 6 juta tahun yang lalu, sebelum manusia berpisah dengan primata.
Virus ini kemudian bercabang dan muncul bersama hominid saat kita berevolusi menjadi manusia modern dan akhirnya menjadi herpes mulut.
Baca juga: Seperti Ini Penggambaran Baik dan Buruk Cleopatra
Jadi, Herpes telah menjadi salah satu virus yang paling persisten pada manusia dan sekitar dua pertiga populasi manusia terinfeksi setidaknya satu Virus Herpes Simplex.
Manusia adalah satu-satunya primata yang mengidap dua Virus Herpes Simplex yang berbeda.
Beberapa tahun yang lalu para peneliti mencoba mencari tahu bagaimana dan mengapa hal itu terjadi.
Para peneliti menemukan bahwa Virus Herpes Simplex telah ada pada manusia selama jutaan tahun, dan Virus Herpes Simplex 1 lebih tua.
Herpes Simplex Virus 2 (HSV-2) muncul beberapa juta tahun kemudian, sekitar 1,6 juta tahun yang lalu.
Pada tahun 2014, tersebar kabar bahwa virus berusia 30.000 tahun telah dibangkitkan oleh para ilmuwan di Perancis.
Untungnya, virus yang dijuluki Pithovirus sibericum ini hanya menginfeksi amuba bersel tunggal.
Pithovirus ditemukan dari permafrost Siberia dan masih dapat hidup, artinya masih dapat menginfeksi, bahkan ribuan tahun kemudian.
Saat ini, Pithovirus sibericum merupakan virus tertua yang bangkit dari dormansi dan tetap menular.
Baca juga: 10 Negara Terkecil di Dunia
Hepatitis B telah menginfeksi manusia setidaknya selama 7.000 tahun. Pada tahun 2018, para ilmuwan menemukan fragmen DNA dari virus yang menginfeksi hati seorang pemuda yang tinggal di wilayah yang sekarang menjadi Jerman tengah.
Para ilmuwan mengurutkan DNA ini dan menemukan bahwa itu adalah strain kuno Hepatitis B. Ini adalah virus manusia tertua yang pernah diurutkan.