Pada waktu itu partai di Timor Timur ada tiga, yakni FRETILIN, Uni Demokrat Timur (UDT), dan Associacao Popular Timorense (APODETI).
FRETILIN ingin Timor Timur merdeka dan berdaulat sepenuhnya. UDT mau kemederkaan secara bertahap, sedangkan APODETI meminta Timor Timur berintegrasi dengan Indonesia.
Keinginan yang berbeda-beda itu menimbulkan perpecahan dan terjadi perang saudara. Konflik tersebut menimbulkan banyak korban, termasuk dari rakyat sipil.
Kemudian, UDT dan APODETI meminta bantuan Indonesia untuk merendam situasi ini. Indonesia pun mengirimkan pasukannya ke Timor Timur.
Baca juga: 28 November 1975: Deklarasi Kemerdekaan Timor Leste dari Portugis
Upaya meredakan konflik terus dilakukan Pemerintah Indonesia hingga membawa masalah ini ke PBB. Sebelumnya, Indonesia sempat melakukan perundingan dengan Portugal.
Kedua negara itu membuat perjanjian referendum di Timor Leste pada 5 Mei 1999 yang dikenal sebagai New York Agreement. PBB ikut mengawal masalah ini dan membentuk United Nations Mission in East Timor (UNAMET) pada 11 Juni 1999.
Dewan Keamanan PBB juga menetapkan resolusi 1246 yaitu kesepakatan antara Indonesia, Portugis, dan PBB untuk menggelar referendum.
KompasTren menuliskan, pada 30 Agustus 1999 Timor Timur mengadakan jajak pendapat atau referendum untuk memilih lepas atau tetap bersama Indonesia. Referendum ini didukung PBB.
Saat itu rakyat Timor Timur hidup dalam konflik, kelaparan, hingga penyakit. Tercatat, lebih dari 250.000 korban meninggal dari dampak tersebut.
Pada 31 Agustus 1999, penentuan pendapat untuk menentukan masa depan Timor Timur berlangsung lancar. Pemilih yang berpartisipasi dalam referendum mencapai 90 persen, sehingga penentuan pendapat tidak berlangsung lama.
Selanjutnya, PBB mengumumkan hasil jajak pendapat pada 4 September 1999. Dari sekitar 450.000 pemilih, sebanyak 78,5 persen warga Timor Timur menolak otonomi, 21 persen memilih otonomi, dan 1,8 persen dinyatakan tidak sah.
Sekjen PBB saat itu yakni Kofi Annan mengatakan, hasil tersebut menunjukkan penduduk Timor Timur menginginkan memisahkan diri dari Indonesia.
Baca juga: ASEAN Sepakat Mengakui Timor Leste sebagai Anggota
Timor Leste kemudian resmi menjadi negara baru pada 20 Mei 2022.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Retia Kartika Dewi, Nur Fitriatus Shalihah, Tito Hilmawan Reditya | Editor: Rizal Setyo Nugroho, Tito Hilmawan Reditya)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.