Meskipun Jepang represif, mereka memperkenalkan industrialisasi, meningkatkan sistem transportasi dan perawatan kesehatan, dan memulai pendidikan publik di Taiwan.
Sosok bernama Chiang Kai-shek pun kembali ke China pada 1945, setelah Jepang dikalahkan dalam Perang Dunia II.
Pemerintah Nasionalis China lantas memperlakukan pulau itu sebagai wilayah yang ditaklukkan dan menganggap rakyat Taiwan sebagai kolaborator dengan musuh Jepang.
Hubungan China-Taiwan terus memburuk, dan Taiwan memberontak pada tahun 1947. China menghentikan pemberontakan, membunuh ribuan warga Taiwan.
China kemudian menghadapi masalah besar, yakni memenangkan kembali kepercayaan dan dukungan dari Taiwan, terutama setelah pasukan komunis menaklukkan daratan pada tahun 1949.
Baca juga: Di Tengah Kemelut China-Taiwan, Biden Akan Bertemu Xi Jinping Kamis
Sejumlah besar pejabat pemerintah nasionalis, pasukan, dan pengungsi lainnya dari daratan kemudian melarikan diri ke Taiwan.
Chiang Kai-shek, yang telah menjadi pemimpin pemerintahan nasionalis China, akhirnya bergeser mendirikan pemerintahannya di pulau tersebut.
Amerika Serikat pada awalnya menarik dukungan dari pemerintah nasionalis. Namun, setelah Korea Utara menginvasi Korea Selatan pada tahun 1950, AS mengubah kebijakannya.
Dalam Perang Korea, Republik Rakyat China mendukung Korea Utara, sementara AS membantu Korea Selatan.
Presiden AS Harry S Truman juga mengirim Armada Ketujuh AS ke Selat Taiwan untuk mencegah invasi ke Taiwan oleh tentara komunis dari daratan utama.
Baca juga: Marah dengan Rencana Kunjungan Ketua DPR AS ke Taiwan, Ini Peringatan China
Dukungan militer AS terhadap China diresmikan dalam sebuah perjanjian keamanan bersama yang ditandatangani pada 1954.
Setelah Republik Rakyat China diterima di PBB pada tahun 1971 dan Taiwan terusir, banyak negara mulai mengalihkan hubungan diplomatik mereka dari nasionalis ke komunis.
Pada 1 Januari 1979, AS mengakhiri hubungan diplomatik dengan Taiwan dan memberikan pengakuan diplomatik kepada Republik Rakyat China yang sudah berhaluan komunis.
Baca juga: Kepala CIA: China Belajar dari Invasi Rusia untuk Serang Taiwan
Chiang Kai-shek pun tetap menjadi presiden Taiwan sampai kematiannya pada tahun 1975.
Ia percaya bahwa rakyat China daratan pada akhirnya akan memberontak terhadap para pemimpin komunis mereka.
Ia juga yakib pemerintahan nasionalis-nya akan kembali berkuasa di daratan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.