Makalah lainnya baru-baru ini yang dipimpin oleh Leah Schinasi dari Universitas Drexel dan diterbitkan dalam Journal of Urban Health pada 2017, mengamati tingkat kejahatan di Philadelphia.
Baca juga:
"Saya tinggal di Philadelphia, dan saya ingat pernah bersepeda pulang kerja pada hari yang sangat panas dan melihat betapa rewelnya semua orang," katanya kepada AFP.
"Saya tertarik melihat apakah pengamatan ini artinya tingkat kejahatan lebih tinggi pada hari-hari yang panas."
Dia dan Ghassan Hamra yang menjadi rekan penulis akhirnya mendapati tingkat kejahatan lebih sering terjadi pada bulan-bulan hangat--Mei hingga September --dan tertinggi pada hari-hari terpanas.
Ketika suhu mencapai 21 derajat Celsius selama periode waktu itu, tingkat harian kejahatan dengan kekerasan 16 persen lebih tinggi dibandingkan dengan suhu harian rata-rata 6 derajat Celsius pada pertengahan bulan-bulan tersebut.
Kebalikannya paling mencolok pada hari-hari dengan suhu rendah selama Oktober hingga April.
Hemenway meyakini kedua hipotesis utama tentang masalah ini--bahwa lebih banyak orang berada di luar membuka lebih banyak kemungkinan untuk interaksi bermusuhan, dan panas itu sendiri membuat orang lebih agresif--bisa jadi benar.
Studi yang diterbitkan oleh Biro Riset Ekonomi Nasional pada 2019 melibatkan penempatan mahasiswa di Kenya dan California di ruangan panas atau dingin untuk mengukur dampaknya pada sejumlah kategori perilaku.
Dari situ ditemukan bahwa "panas secara signifikan memengaruhi kemauan individu untuk menghancurkan aset peserta lain" dalam bentuk kartu hadiah dan voucher.
Namun, Hemenway mengakui bahwa kenapa di Amerika sering terjadi penembakan, ada pendorong yang jauh lebih besar daripada suhu, yaitu tingginya tingkat kepemilikan senjata itu sendiri.
Fakta bahwa ada sekitar 393 juta senjata yang beredar di Amerika Serikat pada 2020, lebih banyak dari populasi "Negeri Paman Sam". Selain itu, banyak negara bagian yang dalam beberapa tahun terakhir lebih melonggarkan daripada memperketat penggunaan senjata api.
Menurut Hemenway, maraknya penembakan di Amerika Serikat bisa dicegah dengan mendorong orang-orang melakukan lebih banyak aktivitas untuk menjauhkan mereka dari sudut jalan pada hari-hari terpanasa musim panas, dan meningkatkan kehadiran polisi di area-area utama berdasarkan prakiraan.
"Ini semacam pengurangan dampak buruk," kata Hemenway."
"Tetapi kalaupun ini bukan soal senjata, saya menduga kita akan menemukan hal yang sama mengenai perkelahian dan penyerangan. Apa yang dilakukan senjata membuat interaksi permusuhan lebih mematikan," pungkasnya tentang kenapa di Amerika sering terjadi penembakan saat musim panas.
Baca juga: Anak Diktator Ferdinand Marcos Jadi Presiden Filipina, Kenapa Warga Gembira?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.