Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa di Amerika Sering Terjadi Penembakan Saat Musim Panas? Ini 3 Sebabnya

Kompas.com - Diperbarui 21/06/2022, 13:51 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Dari penembakan massal sekolah di Texas hingga penembakan di rumah sakit Tulsa dan banyak insiden lain yang jarang dilaporkan, kenapa di Amerika sering terjadi penembakan?

Serentetan kekerasan senjata baru-baru ini di seluruh Amerika menunjukkan tren yang sudah lama diprediksi oleh Departemen Kepolisian, yaitu tingkat pembunuhan meningkat dalam cuaca yang lebih hangat.

Pemikiran itu juga telah diteliti oleh para kriminolog selama puluhan tahun. Penelitian terkini pun turut menelusuri hubungan antara suhu dan tingkat kejahatan.

Lalu, kenapa di Amerika sering terjadi penembakan ketika suhu hangat atau musim panas? Berikut penyebabnya menurut para pakar yang dihubungi kantor berita AFP.

Baca juga: Kronologi Terbaru Penembakan SD Texas, Detik-detik Penuh Kekacauan dan Ketakutan

1. Banyak orang keluar saat cuaca hangat

Ilustrasi Las Vegas Strip di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat.UNSPLASH/David Vives Ilustrasi Las Vegas Strip di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat.
Pertama, "Sulit untuk menembak seseorang jika tidak ada orang di sekitar," kata David Hemenway profesor kebijakan kesehatan di Harvard TH Chan School of Public Health, kepada AFP.

Ia menjelaskan mengapa kejahatan senjata jumlah kasusnya lebih rendah dalam cuaca buruk atau dingin.

Penyebab lain kenapa di Amerika sering terjadi penembakan saat musim panas adalah suhu panas itu sendiri, yang walau mendorong orang-orang untuk keluar rumah tetapi dapat memicu konflik.

Selain menjadi penyebab di balik meningkatnya gelombang kekerasan senjata di Amerika Serikat, cuaca panas juga menunjukkan dunia yang cepat memanas akibat perubahan iklim.

Baca juga:

2. Emosi karena suhu tinggi

Ilustrasi marah, kenapa marah bisa meningkatkan tekanan darah, dampak marah. Shutterstock/BOSS BTKPHOTOGRAPHY Ilustrasi marah, kenapa marah bisa meningkatkan tekanan darah, dampak marah.
Hemenway memaparkan, dia sudah lama tertarik meneliti hubungan antara suhu panas dengan angka kejahatan yang lebih tinggi, mengingat stereotip tentang pembagian utara-selatan di Amerika Serikat dan Italia, serta antara negara-negara Eropa utara Skandinavia dengan negara-negara Mediterania selatan.

Pada 2020, ia ikut menulis makalah di Injury Epidemiology yang dipimpin oleh mahasiswa pascasarjana bimbingannya, Paul Reeping, yang meneliti kota Chicago antara 2012-2016.

Makalah ini menggunakan laporan dari Chicago Tribune untuk mendapatkan jumlah penembakan per hari, kemudian mencocokkannya dengan suhu tinggi harian, kelembaban, kecepatan angin, perbedaan suhu dari rata-rata historis, serta jenis dan jumlah curah hujan.

Mereka menemukan bahwa suhu 10 derajat Celsius yang lebih tinggi secara signifikan dikaitkan dengan 34 persen lebih banyak penembakan pada hari kerja, dan 42 persen lebih banyak penembakan pada akhir pekan atau hari libur.

Mereka juga menemukan bahwa suhu 10 derajat Celsius lebih tinggi dari suhu rata-rata dikaitkan dengan 33,8 persen tingkat penembakan yang lebih tinggi.

Dengan kata lain, kata Hemenway, bukan hanya suhu hangat ketika musim panas, tetapi ketika cuaca hangat menjadi alasan berikutnya kenapa di Amerika sering terjadi penembakan.

"Di musim dingin, ada lebih banyak penembakan pada hari-hari yang tidak sepanas musim panas, tetapi hangat untuk musim dingin."

Makalah lainnya baru-baru ini yang dipimpin oleh Leah Schinasi dari Universitas Drexel dan diterbitkan dalam Journal of Urban Health pada 2017, mengamati tingkat kejahatan di Philadelphia.

Baca juga:

"Saya tinggal di Philadelphia, dan saya ingat pernah bersepeda pulang kerja pada hari yang sangat panas dan melihat betapa rewelnya semua orang," katanya kepada AFP.

"Saya tertarik melihat apakah pengamatan ini artinya tingkat kejahatan lebih tinggi pada hari-hari yang panas."

Dia dan Ghassan Hamra yang menjadi rekan penulis akhirnya mendapati tingkat kejahatan lebih sering terjadi pada bulan-bulan hangat--Mei hingga September --dan tertinggi pada hari-hari terpanas.

Ketika suhu mencapai 21 derajat Celsius selama periode waktu itu, tingkat harian kejahatan dengan kekerasan 16 persen lebih tinggi dibandingkan dengan suhu harian rata-rata 6 derajat Celsius pada pertengahan bulan-bulan tersebut.

Kebalikannya paling mencolok pada hari-hari dengan suhu rendah selama Oktober hingga April.

3. Tingginya kepemilikan senjata

Ilustrasi senapan semiotomatis.SHUTTERSTOCK Ilustrasi senapan semiotomatis.
Hemenway meyakini kedua hipotesis utama tentang masalah ini--bahwa lebih banyak orang berada di luar membuka lebih banyak kemungkinan untuk interaksi bermusuhan, dan panas itu sendiri membuat orang lebih agresif--bisa jadi benar.

Studi yang diterbitkan oleh Biro Riset Ekonomi Nasional pada 2019 melibatkan penempatan mahasiswa di Kenya dan California di ruangan panas atau dingin untuk mengukur dampaknya pada sejumlah kategori perilaku.

Dari situ ditemukan bahwa "panas secara signifikan memengaruhi kemauan individu untuk menghancurkan aset peserta lain" dalam bentuk kartu hadiah dan voucher.

Namun, Hemenway mengakui bahwa kenapa di Amerika sering terjadi penembakan, ada pendorong yang jauh lebih besar daripada suhu, yaitu tingginya tingkat kepemilikan senjata itu sendiri.

Fakta bahwa ada sekitar 393 juta senjata yang beredar di Amerika Serikat pada 2020, lebih banyak dari populasi "Negeri Paman Sam". Selain itu, banyak negara bagian yang dalam beberapa tahun terakhir lebih melonggarkan daripada memperketat penggunaan senjata api.

Menurut Hemenway, maraknya penembakan di Amerika Serikat bisa dicegah dengan mendorong orang-orang melakukan lebih banyak aktivitas untuk menjauhkan mereka dari sudut jalan pada hari-hari terpanasa musim panas, dan meningkatkan kehadiran polisi di area-area utama berdasarkan prakiraan.

"Ini semacam pengurangan dampak buruk," kata Hemenway."

"Tetapi kalaupun ini bukan soal senjata, saya menduga kita akan menemukan hal yang sama mengenai perkelahian dan penyerangan. Apa yang dilakukan senjata membuat interaksi permusuhan lebih mematikan," pungkasnya tentang kenapa di Amerika sering terjadi penembakan saat musim panas.

Baca juga: Anak Diktator Ferdinand Marcos Jadi Presiden Filipina, Kenapa Warga Gembira?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com