Firman-lah yang pertama membuat sayap dari papan kayu dibungkus sutra dan bulu burung.
Pada awal 850-an, Firman naik ke puncak menara masjid tertinggi di Qurtuba dan melompat dengan sayap.
Meskipun usahanya gagal dan dia jatuh ke darat, mesin terbang itu mengembang tepat pada waktunya dan memperlambat penurunannya. Dia cukup beruntung tidak patah tulang dan penundaan pendaratannya terbukti bisa menyelamatkan nyawa.
Abbas Ibn Firnas menyaksikan eksperimen Firman dengan berdiri di antara kerumunan orang banyak yang memandangi langit dengan takjub.
Baca juga:
Terkesan dengan hasil Firman, Abbas Ibn Firnas menyadari bahwa untuk bisa terbang perlu penyelidikan lebih lanjut. Itulah awal mula kisah Abbas Ibn Firnas penemu mesin penerbangan.
Beberapa abad kemudian, seorang warga Turki Ottoman bernama Ahmed Celebi berhasil terbang dan mendarat di Bosphorus pada 1630.
Ketertarikan Abbas Ibn Firnas dalam sains dan teknologi membuatnya menemukan jam bertenaga air.
Dia juga bereksperimen dengan pasir dan kristal kuarsa untuk memahami sifatnya. Sejarawan memuji dia karena berhasil membuat kaca transparan dari bahan tersebut.
Abbas Ibn Firnas turut diduga merupakan pelopor di balik kacamata Andalusia yang terkenal, yang masih diminati dan digunakan hingga saat ini. Para tunanetra juga mendapat manfaat darinya, karena ia termasuk pembuat lensa untuk membantu membaca.
Beberapa bandara, jembatan, bukit, taman, jalan, dan badan ilmiah dinamai menurut namanya, terutama di negara-negara mayoritas Muslim.
Ada pula patung Abbas Ibn Firnas di dekat Bandara Baghdad. Jembatan di atas sungai Guadalquivir di Cordoba, Spanyol, juga dinamai sesuai namanya.
Baca juga: Biografi Adolf Eugen Fick, Sang Penemu Lensa Kontak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.