Diperlukan waktu 20 tahun bagi sebuah negara untuk menyelesaikan rencana tersebut dan mendapatkan izin masuk, seperti dalam kasus Makedonia Utara.
Baca juga: Giliran Singapura yang Minta Warganya Tinggalkan Ukraina
Mantan presiden Ukraina Leonid Kuchma secara terbuka mengumumkan ketertarikan Ukraina dalam keanggotaan NATO pada Mei 2002.
Ukraina kemudian mengajukan Rencana Aksi Keanggotaan pada 2008. Proses ini terhenti pada 2010 di bawah mantan Presiden Viktor Yanukovych, seorang politisi yang didukung Putin yang tidak ingin menjalin hubungan dengan NATO.
Ukraina baru-baru ini menghidupkan kembali rencananya untuk bergabung dengan NATO, terutama untuk menghadapi konflik Rusia-Ukraina dan setelah pencaplokan Krimea oleh Rusia pada 2014.
Pada 2017, Ukraina mengadopsi amandemen konstitusi yang berkomitmen untuk menjadi anggota NATO. Selanjutnya pada 2021, Ukraina mengadopsi Strategi Keamanan Nasional yang bertujuan untuk mengembangkan kemitraan NATO-nya.
Proses aplikasi NATO “telah berlarut-larut untuk waktu yang sangat lama,” kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada September 2021.
Baca juga: Daftar 19 Negara yang Minta Warganya Tinggalkan Ukraina, di Tengah Ancaman Invasi Rusia
Menurut Williams, Ukraina yang merdeka dan berdaulat akan mendukung tujuan NATO untuk stabilitas Euro-Atlantik, terlebih Ukraina telah menyatakan urgensi yang lebih besar untuk bergabung dengan aliansi tersebut daripada NATO sendiri.
Tapi dengan Ukraina masuk NATO sekarang dinilai bisa menimbulkan masalah. Pasalnya ancaman konflik yang akan segera terjadi antara Ukraina dan Rusia, bisa membuat NATO mengambil tindakan militer terhadap Rusia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.