Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Kontinental: Strategi Napoleon Bonaparte untuk Memperlemah Inggris

Kompas.com - 12/02/2022, 11:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Thought Co

KOMPAS.com - Selama Perang Napoleon, strategi Napoleon Bonaparte untuk memperlemah inggris adalah dengan menggunakan Sistem Kontinental.

Kaisar Perancis Napoleon Bonaparte berupaya melumpuhkan Inggris dengan membuat blokade untuk menghancurkan perdagangan, ekonomi, dan demokrasi Inggris.

Sistem Kontinental juga merupakan upaya untuk membentuk kembali pasar ekspor dan ekonomi Perancis. Pasalnya, angkatan laut Inggris dan sekutu telah menghalangi kapal dagang untuk mengekspor ke Perancis.

Baca juga: 9 Kisah Ramalan Sejarah dari Kerajaan China Kuno hingga Napoleon III

Penerapan Sistem Kontinental

Sistem Kontinental diterapkan melalui dua dekrit, yaitu Berlin pada November 1806 dan Milan pada Desember 1807.

Isinya memerintahkan semua sekutu Perancis, serta semua negara yang ingin dianggap netral, untuk menghentikan perdagangan dengan Inggris.

Nama 'Blokade Kontinental' berasal dari ambisi untuk memisahkan Inggris dari seluruh benua Eropa daratan.

Baca juga: Kudeta Brumaire Napoleon Bonaparte 1779, Kudeta Pertama di Dunia?

Dampak Sistem Kontinental kepada Inggris

Napoleon yakin Sistem Kontinental akan membuat Inggris berada di ambang kehancuran dan merusak perdagangannya, yang sepertiganya dikirim ke Eropa.

Kondisi itu dapat menguras emas batangan Inggris, menyebabkan inflasi, melumpuhkan ekonomi. Itu pada akhirnya diharap bisa menyebabkan keruntuhan politik dan revolusi, atau setidaknya membuat Inggris berhenti mensubsidi musuh Napoleon.

Tetapi agar ini berhasil, Sistem Kontinental perlu diterapkan untuk waktu yang lama di seluruh benua.

Masalahnya fluktuasi perang membuat strategi itu hanya benar-benar efektif pada pertengahan 1807-08, dan pertengahan 1810-12. Sementara pada masa celahnya, barang-barang Inggris tetap membanjiri pasar dan ekspor Inggris tetap kompetitif dengan terbukanya pasar Amerika Selatan.

Baca juga: Kisah Misteri: 5 Fakta Mengerikan Perang Waterloo yang Akhiri Kekuasaan Napoleon Bonaparte

Sistem dan benua

Napoleon juga ingin agar 'Sistem Kontinental' menguntungkan bagi Perancis, dengan membatasi kemana negara-negara dapat mengekspor dan mengimpor.

Perancis dengan begitu diharap bisa menjadi pusat produksi yang kaya dan menjadikan negara-negara Eropa lainnya sebagai pengikut ekonomi. Cara ini akan merusak beberapa daerah, sementara mengembangkan yang lain.

Misalnya, industri manufaktur sutra Italia hampir hancur, karena semua sutra harus dikirim ke Perancis untuk produksi. Sebagian besar pelabuhan dan daerah pedalamannya juga ikut menderita.

Baca juga: 126 Jenazah Perang Napoleon Dikubur Ulang Setelah 200 Tahun Tewas

Lebih banyak kerugian daripada keuntungan

Sistem Kontinental merupakan salah satu kesalahan perhitungan besar pertama Napoleon.

Secara ekonomi, itu merusak wilayah-wilayah Perancis dan sekutunya yang mengandalkan perdagangan dengan Inggris. Dia juga mengasingkan petak-petak wilayah taklukan yang menderita di bawah kekuasaannya.

Inggris sementara itu memiliki angkatan laut yang dominan dan lebih efektif dalam memblokade Perancis daripada Perancis dalam upaya melumpuhkan Inggris.

Seiring berjalannya waktu, upaya Napoleon untuk menegakkan blokade menghasilkan lebih banyak perang.

Itu menyebabkan invasi Perancis dan Perang Semenanjung yang menguras tenaga, dan menjadi faktor yang membawa Perancis ke perang yang menghancurkan dengan Rusia.

Ada kemungkinan bahwa Inggris akan dirugikan oleh Sistem Kontinental yang diterapkan dengan benar dan sepenuhnya, tetapi sebagaimana adanya, itu merugikan Napoleon jauh lebih banyak daripada merugikan musuhnya.

Baca juga: Kunci Penjara Tempat Napoleon Bonaparte Meninggal Laku Rp 1,5 Miliar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com