Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/01/2022, 20:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia mengerahkan sekitar 100.000 tentara di dekat perbatasannya dengan Ukraina, menambah ketegangan antara dua negara bertetangga tersebut, serta meningkatkan ancaman invasi.

Sementara itu, intelijen Amerika Serikat menyebut bahwa Rusia sudah menyiapkan invasi dengan 175.000 tentara, dan militer Ukraina meski mendapat pelatihan dan peralatan dari AS, diyakini tetap sulit menandinginya.

Jika terjadi perang Ukraina Rusia, tak hanya dua negara itu yang bakal terlibat, tetapi juga blok Timur dan Barat.

Baca juga: Kenapa Rusia dan Ukraina Perang, Termasuk Berebut Crimea?

Peluang itu terbuka ketika Presiden Joe Biden mempertimbangkan mengerahkan beberapa ribu tentara AS, kapal perang, dan pesawat tempur.

Dikutip dari The New York Times, Biden mengatakan, invasi Rusia ke Ukraina akan menjadi konsekuensi terbesar di dunia yang terjadi sejak Perang Dunia II.

NATO pun diwanti-wanti oleh Rusia agar tidak melanjutkan ekspansi ke arah timur, dan tidak mengakui Ukraina sebagai anggotanya.

Lalu, kenapa Rusia dan Ukraina terancam perang dan apa yang diincar Presiden Vladimir Putin dari invasi tersebut?

Sebuah konvoi kendaraan lapis baja Rusia bergerak di sepanjang jalan raya di Crimea, Selasa, 18 Januari 2022. AP PHOTO Sebuah konvoi kendaraan lapis baja Rusia bergerak di sepanjang jalan raya di Crimea, Selasa, 18 Januari 2022.
Kenapa Ukraina dan Rusia perang?

New York Times pada Senin (24/1/2022) menyebutkan, pada dasarnya Putin sedang berusaha menyusun ulang batas-batas Eropa pasca-Perang Dingin, membangun zona keamanan yang luas, dan menarik kembali Ukraina, dengan paksa jika perlu.

Ketegangan antara Ukraina dan Rusia sudah membara sejak 2013, ketika Ukraina berupaya menggulingkan presidennya yang pro-Rusia, Viktor Yanukovych, dan militer Rusia memasuki wilayah Ukraina.

Imbas dari kondisi tersebut, Rusia mencaplok semenanjung Crimea yang otonom pada 2014 dan mengobarkan pemberontakan separatis di Ukraina timur.

Rusia berdalih, aneksasi Crimea adalah untuk membela kepentingan warga berbahasa Rusia di sana. Akan tetapi, pencaplokan itu tidak diakui oleh sebagian besar negara.

Tak lama kemudian, separatis pro-Rusia di wilayah Donetsk dan Luhansk di Ukraina mendeklarasikan kemerdekaan dari Kiev, sehingga memicu pertempuran yang sengit selama berbulan-bulan.

Gencatan senjata sempat disepakati pada 2015 tetapi sulit ditegakkan. Perdamaian total tak kunjung didapat di tengah perang Rusia Ukraina yang menewaskan lebih dari 13.000 tentara dan warga sipil.

Baca juga: Sejarah Konflik Rusia-Ukraina, dari Crimea hingga Jersey Euro 2020

Foto diambil dari video yang dirilis oleh Presiden Asosiasi Sepak Bola Ukraina Andrii Pavel Pavelko melalui Facebook, menunjukkan seragam baru Tim nasional sepak bola Ukraina yang menyala menunjukkan peta Ukraina termasuk Crimea yang dicaplok Rusia. ANDRII PAVEL PAVELKO via AP Foto diambil dari video yang dirilis oleh Presiden Asosiasi Sepak Bola Ukraina Andrii Pavel Pavelko melalui Facebook, menunjukkan seragam baru Tim nasional sepak bola Ukraina yang menyala menunjukkan peta Ukraina termasuk Crimea yang dicaplok Rusia.
Kenapa Rusia menyerang Ukraina, apa yang diincar Putin?

Menurut Putin, Ukraina pada dasarnya adalah bagian dari Rusia baik secara budaya maupun historis.

Vladimir Putin yang kini berusia 69 tahun dan berada di senja karier politiknya juga disinyalir berniat memoles citranya dengan memperbaiki apa yang dilihatnya sebagai bencana abad ke-20, yaitu pecahnya Uni Soviet.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com