Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/12/2021, 11:20 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Aerocorner

KOMPAS.com - Sebelum banyak digunakan pada transportasi darat seperti saat ini, "Global Position System" (GPS) sebenarnya lebih dulu populer dikembangkan sebagai sistem navigasi penerbangan dunia.

Namun apa yang digunakan pilot sebelum adanya GPS?

Jauh pada tahun-tahun pertama dunia penerbangan dikembangkan, pilot melakukan navigasi dengan petunjuk visual atau mengamati arah matahari dan bintang-bintang (navigasi astronomi).

Selanjutnya pada 1100-an kompas mulai digunakan untuk navigasi, yang menunjukkan arah relatif terhadap kutub magnet bumi. Alat ini digunakan dalam navigasi di darat, di laut, hingga di udara, dan masih merupakan perangkat navigasi yang paling dikenal di dunia.

Mari simak rangkuman perkembangan sistem navigasi yang digunakan dalam sistem penerbangan dunia berikut ini.

Baca juga: Sejarah Penerbangan Dunia, dari Balon Udara hingga Roket

Pilotage

Pilotage adalah teknik yang menggunakan titik-titik tetap sebagai acuan atau panduan. Teknik ini merupakan salah satu teknik navigasi pertama yang diajarkan kepada pilot awal.

Piloting bergantung pada referensi visual tetap untuk menentukan posisi. Tekniknya termasuk mengidentifikasi penandaan visual atau landmark. Itu bisa berupa yang mencakup sungai, kota, gunung, menara dan danau, lalu mengidentifikasinya menggunakan peta atau grafik.

Pada malam hari, pilot dapat menggunakan jalan raya, bandara, dan lampu kota untuk bernavigasi.

Namun, pilotage dibatasi oleh kondisi cuaca saat pesawat berada di darat, dan pandangan pilot yang terbatas. Kesalahan mengidentifikasi penanda, juga bisa membawa pesawat keluar jalur.

Baca juga: 6 Tokoh Perintis Penerbangan Dunia

Dead reckoning (penghitungan mati)

Dead reckoning adalah proses penentuan jarak antara lokasi pesawat ke titik tujuannya, dengan menghitung waktu dan jarak berdasarkan kecepatan tertentu.

Namun karena hanya menggunakan posisi menurut pengetahuan/penghitungan sebelumnya sebagai satu-satunya titik acuan, pilot kemungkinan akan sulit menyadari adanya penyimpangan selama perjalanan.

Cara yang lebih efisien untuk menentukan posisi pesawat dan mempertahankan rute terjadwal adalah dengan menggunakan pilotage and dead reckoning secara bersama-sama.

Baca juga: Kronologi Pengembangan Industri Penerbangan Amerika Serikat

Non-directional Beacon (NBD)

Non-directional Beacon (NBD) adalah pemancar suar radio frekuensi rendah berbasis darat. Sistem ini lebih dulu digunakan sebagai instrumen navigasi untuk platform lepas pantai dan bandara.

Sinyal Non-Directional Beacon bersifat omnidirectional (ke segala arah), dan diterima oleh Automatic Directional Finder (ADF), yang merupakan instrumen standar pada pesawat.

ADF menguraikan sinyal dan memberi tahu pilot lokasi beacon dan lokasinya relatif terhadap beacon.

Halaman:
Sumber Aerocorner
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com