Di bidang teknologi, persaingan Perang Dingin antara AS dan Soviet mencakup eksplorasi luar angkasa.
Kedua negara sama-sama berlomba untuk mencapai luar angkasa, yang kelak menjadi landasan untuk mempelajari ilmu astronomi.
Pada 4 Oktober 1957, Soviet meluncurkan Sputnik yang artinya "teman perjalanan", yaitu satelit pertama buatan manusia yang ditempatkan di orbit Bumi
Selanjutnya pada 1958 AS meluncurkan satelitnya sendiri, Explorer I, yang dirancang oleh Angkatan Darat AS di bawah awahan ilmuwan roket Wernher von Braun.
Pada tahun yang sama, presiden Dwight Eisenhower menandatangani perintah umum untuk mendirikan Natioan Aeronautics and Space Administration (NASA).
Penemuan-penemuan baru seperti komputer, internet, dan alat transportasi massa juga termasuk dampak positif Perang Dingin.
Dampak Perang Dingin yang keempat adalah senjata yang semakin mutakhir. Ini bisa diartikan positif maupun negatif.
Persaingan Perang Dingin di bidang senjata dimulai dari pembuatan senjata atom dan bom nuklir.
Para pejabat Amerika mendorong pengembangan senjata atom seperti yang mengakhiri Perang Dunia II.
Pada 1949 Soviet mengetes bom atom mereka sendiri, lalu ditanggapi presiden AS Harry Truman dengan pengumuman AS akan membuat senjata atom yang lebih dahsyat, seperti bom hidrogen atau superbomb.
Pada 1962 Soviet secara diam-diam memasang rudal di Kuba yang dapat diluncurkan ke kota-kota AS.
Ancaman itu lalu membuat orang-orang Amerika membangun tempat perlindungan di halaman belakang rumah mereka.
Hal ini memicu krisis rudal Kuba (1962), konfrontasi yang membawa kedua negara ke ambang perang sebelum kesepakatan dicapai untuk menarik rudal.
Akibat pembuatan senjata-senjata itu, perkembangan teknologi persenjataan di dunia meningkat.
Rompi anti peluru, rudal balistik, senapan otomatis, senapan jarak jauh, pesawat jet, dan kapal induk, adalah beberapa hasil perkembangan teknologi senjata dari dampak Perang Dingin.
Baca juga: Berakhirnya Perang Dingin, Ditandai Runtuhnya Uni Soviet pada 1991
Sumber: Kompas.com (Penulis: Gama Prabowo | Editor: Serafica Gischa)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.