Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alexander Agung, Pemimpin Makedonia Kuno yang Menyatukan Yunani

Kompas.com - 10/09/2021, 05:14 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Raja Makedonia

Pada 336 SM, saudara perempuan Alexander menikah dengan raja Molossia, seorang paman yang juga dipanggil Alexander. Selama festival pernikahan itu, Raja Philip II dibunuh di tangan Pausanias, seorang bangsawan Makedonia.

Setelah kematian ayahnya, Alexander, yang saat itu berusia 19 tahun, bertekad untuk merebut takhta dengan cara apa pun yang diperlukan. Dia dengan cepat mengumpulkan dukungan dari tentara Makedonia, termasuk jenderal dan pasukan yang pernah dia lawan di Chaeronea.

Para tentara kemudian memproklamirkan Alexander sebagai raja feodal dan melanjutkan untuk membantunya membunuh calon pewaris takhta lainnya.

Sementara ibunya yang setia, Ratu Olympia, berusaha untuk memastikan kemenangan putranya dengan putri Raja Philip II bersama Cleopatra, dan mendorong ia untuk bunuh diri.

Meskipun Alexander adalah raja feodal Makedonia, tetapi tidak serta-merta dia mendapatkan kontrol otomatis dari Liga Korintus.

Negara bagian selatan Yunani merayakan kematian Philip II dan menyatakan kepentingan yang terbagi. Sementara Athena, memiliki agendanya sendiri, yaitu untuk mengambilalih liga di bawah kepemimpinan Demosthenes.

Saat mereka meluncurkan gerakan kemerdekaan, Alexander Agung mengirim pasukannya ke selatan dan memaksa wilayah Thessaly untuk mengakui dia sebagai pemimpin Liga Korintus.

Kemudian selama pertemuan anggota liga di Thermopylae, Alexander memperoleh penerimaan mereka atas kepemimpinannya.

Pada musim gugur 336 SM, dia menerbitkan kembali perjanjian dengan negara kota Yunani yang tergabung dalam Liga Korintus, yang mana ia diberikan kekuatan militer penuh dalam kampanye melawan Kekaisaran Persia. Namun, pada saat itu Athena masih menolak keanggotaan.

Namun, sebelum mempersiapkan perang dengan Persia, Raja Makedonia ini pertama-tama menaklukkan Tribalia Thrakia pada 335 SM, mengamankan perbatasan utara Makedonia.

Sebelum mempersiapkan perang dengan Persia, Alexander pertama-tama menaklukkan Tribalia Thrakia pada 335 SM, mengamankan perbatasan utara Makedonia.

Baca juga: Profil Pemimpin Dunia: Uhuru Kenyatta, Presiden Kenya

Kampanye militer dan penaklukan

Saat Alexander mendekati akhir kampanyenya di utara, dia mendapat kabar bahwa Thebes, sebuah negara kota Yunani, memaksa keluar dari pasukan Makedonia yang ditempatkan di sana.

Khawatir akan terjadi pemberontakan di antara negara-kota lainnya, Alexander segera menggiring pasukan besar, terdiri dari 3.000 kavaleri dan 30.000 infanteri ke selatan sampai ke ujung semenanjung Yunani.

Sementara itu, jenderal Alexander Agung, Parmenion, sudah pergi ke Asia Kecil.

Alexander dan pasukannya tiba di Thebes begitu cepat, sehingga negara kota tidak memiliki kesempatan untuk mengumpulkan sekutu untuk pertahanannya. Tiga hari setelah kedatangannya, Alexander memimpin pembantaian Thebes.

Tujuan Raja Makedonia ini menghancurkan Thebes adalah untuk menjadi pesan peringatan bagi negara-kota yang berniat untuk memberontak.

Taktik intimidasi Alexander terbukti efektif, negara-kota Yunani lainnya, termasuk Athena, memilih untuk bersekutu dengan Kekaisaran Makedonia atau memilih untuk tetap netral.

Pada 334 SM, Alexander memulai ekspedisi Asiatiknya, tiba di Troy pada musim semi itu. Alexander kemudian menghadapi pasukan Raja Persia Darius III di dekat Sungai Grancius dan dengan cepat mereka dikalahkan.

Pada musim gugur, Alexander Agung dan pasukannya telah berhasil melintasi pantai selatan Asia Kecil menuju Gordium, di mana mereka beristirahat pada musim dingin.

Pada musim panas 333 SM, pasukan Alexander dan Darius sekali lagi terlibat berperang di Issus. Meskipun tentara Alexander kalah jumlah, sang raja Mekodonia menggunakan kemampuan strategi militer untuk menciptakan formasi yang mengalahkan Persia lagi dan menyebabkan Darius melarikan diri.

Pada November 333 SM, Raja Makedonia ini menyatakan dirinya juga sebagai Raja Persia setelah menangkap Darius dan menjadikannya buronan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com