Dalai Lama adalah pemimpin Tibet terkemuka dan dianggap oleh mayoritas orang sebagai tonggak utama perlawanan Tibet, sosok yang dihormati dan dikagumi di antara massa perlawanan.
Undangan itu tampaknya tidak berbahaya, tetapi ketika dia diminta untuk mengunjungi markas militer China tanpa tentara atau pengawal bersenjata, menurut biografi Dalai Lama, orang-orang Tibet berpikir hal itu berbahaya.
Pada 17 Maret 1959, pemimpin spiritual dan politik Tibet yang berusia 23 tahun itu menyamar sebagai seorang tentara, menyelinap melewati kerumunan di luar istananya dan memulai melakukan perjalanan berliku untuk mencari suaka dan keselamatan.
Dia memulai perjalanan pengasingannya yang berbahaya melintasi Himalaya dengan rombongan tentara dan anggota aliansinya yang terpercaya.
Dalam rombongan itu meliputi keluarganya dan beberapa pejabat tinggi.
Mereka bepergian hanya pada malam hari untuk menghindari deteksi dari penjaga China yang berkeliaran.
Baca juga: Petugas Polisi New York Didakwa Melakukan Spionase tentang Komunitas Tibet untuk Pemerintah China
Menurut berbagai laporan, rombongan melakukan perjalanan siang malam tanpa henti, dengan berjalan kaki dan menunggang kuda.
Mereka membawa perbekalan sebulan dengan keledai dan menggunakan satu perahu yang terbuat dari kulit yak untuk menyeberangi sungai Brahmaputra yang lebarnya 1.500 kaki.
Mantan PM India Jawaharlal Nehru hampir tidur ketika Dalai Lama berdiskusi dengannya
Beberapa hari setelah tiba di India, Dalai Lama mempertimbangkan pilihan untuk mengajukan permohonan suaka di India.
Dalam hal ini, dia bertemu Perdana Menteri Jawaharlal Nehru untuk mengukur sikapnya tentang permintaan suaka secara resmi. Namun, Dalai Lama terkejut dengan sambutan dingin Nehru.
Perdana Menteri India menjelaskan kepada pemimpin spiritual Tibet bahwa dia akan membuat komitmen apa pun yang akan merusak hubungan India dengan China.
Menurut otobiografi Dalai Lama, sikap Nehru menunjukkan bahwa dia telah memutuskan permintaan suaka bahkan sebelum memulai diskusi.
Dia dilaporkan sangat tidak tertarik untuk berdiskusi dengan pemimpin Tibet itu sehingga dia hampir tertidur.
“Awalnya dia mendengarkan dan mengangguk dengan sopan. Tapi,...setelah beberapa saat dia tampak kehilangan konsentrasi seolah-olah dia akan (tertidur),” sebut otobiografi mencatat tentang bagaimana Nehru memeluk Dalai Lama dengan dingin.
Baca juga: Antropolog Ini Bongkar Program Kerja Paksa China terhadap 500.000 Orang Tibet