Pihak berwenang di China, hingga hari ini, takut akan jangkauan dan rasa hormat yang terus dipegang oleh Dalai Lama di wilayah Tibet.
China terus mengajukan keberatan atas kunjungannya ke Arunachal Pradesh, sebuah negara di bawah kendali kedaulatan India yang sering diklaim China sebagai "Tibet Selatan" dan bagian dari negaranya.
Meskipun Dalai Lama telah melepaskan peran politiknya pada 2011, China khawatir bahwa Dalai Lama memegang kekuasaan yang cukup di Tibet untuk memicu pemberontakan melawan penaklukan China.
Dalai Lama secara rutin menjadi sasaran kritik karena mengekspresikan pandangan yang tidak sesuai dengan pandangan dunia liberal-komunal.
Pada 2019, Dalai Lama dicap sebagai "Islamofobia", "rasis", dan "xenofobia", karena dia berpendapat bahwa Eropa harus menjadi milik orang Eropa, dengan tujuan besar yaitu mengembalikan pengungsi Muslim dan Afrika ke tanah mereka sendiri.
Baru-baru ini, Dalai Lama menjadi sasaran kelompok liberal berhaluan kiri karena ia berkontribusi pada Dana PM CARES India untuk perjuangan negara itu melawan virus corona.
Pada April 2021, pemimpin spiritual Tibet ini telah berjanji untuk menyumbang ke PM Cares Fund melalui Dalai Lama Trust.
Pengumuman itu merupakan langkah yang disambut baik untuk memperkuat perjuangan India melawan pandemi Covid-19. Namun, pemimpin spiritual Tibet, yang telah tinggal di India sejak 1959, tetap menjadi sasaran serangan online.
Baca juga: Presiden Xi Jinping Siapkan Langkah untuk Cegah Separatisme di Tibet
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.