Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalai Lama: Pemimpin Spiritual Tibet yang Diasingkan ke India

Kompas.com - 07/07/2021, 05:28 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Opindia

Dalai Lama terus dipermasalahkan orang China

Pihak berwenang di China, hingga hari ini, takut akan jangkauan dan rasa hormat yang terus dipegang oleh Dalai Lama di wilayah Tibet.

China terus mengajukan keberatan atas kunjungannya ke Arunachal Pradesh, sebuah negara di bawah kendali kedaulatan India yang sering diklaim China sebagai "Tibet Selatan" dan bagian dari negaranya.

Meskipun Dalai Lama telah melepaskan peran politiknya pada 2011, China khawatir bahwa Dalai Lama memegang kekuasaan yang cukup di Tibet untuk memicu pemberontakan melawan penaklukan China.

Sasaran kritik

Dalai Lama secara rutin menjadi sasaran kritik karena mengekspresikan pandangan yang tidak sesuai dengan pandangan dunia liberal-komunal.

Pada 2019, Dalai Lama dicap sebagai "Islamofobia", "rasis", dan "xenofobia", karena dia berpendapat bahwa Eropa harus menjadi milik orang Eropa, dengan tujuan besar yaitu mengembalikan pengungsi Muslim dan Afrika ke tanah mereka sendiri.

Baru-baru ini, Dalai Lama menjadi sasaran kelompok liberal berhaluan kiri karena ia berkontribusi pada Dana PM CARES India untuk perjuangan negara itu melawan virus corona.

Pada April 2021, pemimpin spiritual Tibet ini telah berjanji untuk menyumbang ke PM Cares Fund melalui Dalai Lama Trust.

Pengumuman itu merupakan langkah yang disambut baik untuk memperkuat perjuangan India melawan pandemi Covid-19. Namun, pemimpin spiritual Tibet, yang telah tinggal di India sejak 1959, tetap menjadi sasaran serangan online.

Baca juga: Presiden Xi Jinping Siapkan Langkah untuk Cegah Separatisme di Tibet

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Internasional
Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com