KOMPAS.com - Permaisuri Jingu adalah seorang pejuang wanita pemberani yang memimpin pasukan dalam invasi ke Korea dan kembali ke Jepang dengan kemenangan setelah 3 tahun.
Jingu Kogo atau Permaisuri Jingu lahir pada 169 M abad ke-2, ia adalah salah satu samurai wanita Jepang atau onno-bugeisha dari kelas atas.
Meski samurai lebih diidentikan pada pria Jepang, tetapi pada wanita Jepang kuno memiliki kemampuan samurai seperti pria.
Baca juga: Perempuan Berdaya: Onna-Bugeisha, Samurai Wanita dari Zaman Kuno Jepang
Samurai wanita atau onno-bugeisha tidak gentar untuk menjawab panggilan tugas untuk bertempur dengan berani dalam pertempuran bersama samurai pria.
Permaisur Jingu memimpin Kekaisaran Jepang, setelah suaminya tewas pada 201. Kepemimpinannya berakhir ia meninggal dan putranya, Kaisar Ojin, naik takhta pada 269, seperti yang dilansir dari KCP International.
Menurut catatan tradisional Jepang Kuno, Permaisuri Jingu adalah istri dari penguasa Chuai ke-14, yang memerintah dari 192-201.
Legenda mengatakan Permaisuri Jingu disebut sedang mengandung putranya Ojin saat tengah berperang menaklukan Korea selama 3 tahun dan ia melahirkan setelah kembali ke Jepang.
Terdapat penjelasan legendaris tentang kehamilannya itu, yaitu bahwa putra yang dikandung sebenarnya adalah Hachiman, dewa perang.
Sehingga, dia tetap berada di rahim selama 3 tahun untuk memberi Permaisuri Jingu waktu yang dibutuhkan untuk menaklukkan Korea, seperti yang dilansir dari Rekishi Nihon.
Beberapa percaya bahwa penaklukan Korea oleh Permaisuri Jingu hanya didasarkan pada Prasasti Gwanggaeto.
Namun legenda invasi Permaisuri Jingu ke semenanjung Korea juga muncul dalam kronik Jepang kuno, Kojiki, yang ditulis pada 680 dan Nihon Shoki yang ditulis pada 720.
Permaisur Jingu telah banyak digambarkan dalam banyak narasi vernakular, lukisan, dan patung.
Banyak yang menganggap Permaisur Jingu sebagai dewi, ibu dari dewa perang Hachiman, dan wanita perkasa penakluk kerajaan Korea.
Baca juga: Oda Nobunaga: Panglima Perang Kejam yang Berambisi Menyatukan Jepang
Pada 1881, Permaisuri Jingu menjadi wanita pertama yang ditampilkan pada uang kertas Jepang.
Namun, karena tidak ada gambar sebenarnya dari sosok legendaris ini yang diketahui ada, representasi Permaisuri Jingu dibuat secara artistik oleh Edoardo Chiossone yang sepenuhnya bersifat dugaan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.