Menurut catatan, Rusia menjadi anggota tetap yang paling sering menggunakan hak veto untuk memblokir lebih dari 100 resolusi sejak Dewan Keamanan didirikan.
Amerika Serikat (AS) berada di urutan kedua. Pada 2018, AS menggunakan hak vetonya untuk menolak resolusi yang mengutuk Israel atas kematian Palestina di Gaza.
Penggunaan veto di China telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Sebaliknya, Perancis dan Inggris belum menggunakan hak veto mereka sejak 1989 dan telah menganjurkan anggota P5 lainnya untuk mengurangi penggunaannya.
Baca juga: Trump Veto Upaya Batasi Wewenang Perangnya terhadap Iran
Banyak kritik, termasuk negara anggota dari negara berkembang, menuduh bahwa struktur dewan tidak mencerminkan realitas geopolitik saat ini.
Seperti, negara lain telah meminta Perancis untuk menyerahkan kursi anggota tetapnya kepada Uni Eropa, setelah terjadi Brexit.
Kritikus lain mengatakan hak veto cenderung memberikan penghormatan yang tidak semestinya kepada kepentingan politik P5, yang menyebabkan kelambannan dalam menangani masalah global.
Zeid Ra'ad al-Hussein, kepala hak asasi manusia PBB dari 2014-2018, berulang kali mengkritik kekuatan besar dari negara-negara anggota tetap pemegang hak veto.
Al-Hussein memperingatkan bahwa tanpa perubahan kelembagaan, PBB bisa runtuh.
Baca juga: Dengan Suara Bulat, Dewan Keamanan PBB Mengutuk Keras Kematian Warga Sipil di Myanmar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.