Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Corippo, Penampakan Desa Terkecil di Swiss

Kompas.com - 12/05/2021, 21:06 WIB
Krisna Diantha Akassa,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Yang disebut sebagai hotel, masih kata sekretaris desa Verzasca, bukan hotel biasa. "Namun ya rumah-rumah rustico itu,“ katanya.

Mata Indonesia yang biasa menerjemahkan hotel sebagai bangunan besar dengan lampu neon menyala, akan kesulitan menemukan hotel semacam itu di Corippo. Albergo Difusso, imbuh sekretaris Desa Verzasca. Hotel yang berserakan, dalam terjemahan bebas Indonesianya.

Rumah rumah batu yang hanya memiliki dua kamar itulah, akan menjadi ruangan hotel khas Corippo. Lorong batu yang sempit dan berkelok kelok itu, berfungsi sebagai koridor.

Sementara Osteria, resto kecil di mulut desa Corippo, yang bersebelahan dengan Sala Comunale, balai desa, dan gereja Chiesa de Santa Maria del Carmine, disulap menjadi ruang makan.

Baca juga: Wisata Keluarga ke Swiss, Pilih Group Tour atau Sendiri?

"Sala Comunale sebagai resepsionis, sekaligus lobby hotel,“ katanya. Albergo Difusso, hotel yang berserakan itu, menyewakan 11 kamar dengan 26 ranjang. "Jika tidak diakali dengan cara begini, desa ini akan punah,“ katanya.

Jadi, seperempat rumah rustico di Corippo, berubah menjadi hotel, berbaur dengan rumah rustico 11 jiwa penduduk desa ini, serta beberapa penginapan swasta. Listrik kini mengalir lancar, begitu juga air. Kanalisasi juga sudah diperbaiki.

Corippo sebenarnya sudah bisa dilenyapkan dari bumi Swiss, daripada membebani anggaran pemerintah Heidiland. Namun pada 1975, ada undang-undang Swiss yang menahbiskan desa ini sebagai cagar budaya.

Bangunan batu itu tidak boleh diubah penampakannya, apalagi diruntuhkan. Harus tetap ada sebagaimana tertera dalam undang undang.

Agar bisa bertahan secara finansial, Corippo sejak 1920 bergabung dengan Desa Verzasca. Kemandiriannya musnah sejak bergabung dengan desa Verzasca. Dan proyek Albergo Difusso, Hotel Berserakan, diharapkan bisa membangkitkan kehidupan disana.

Baca juga: Kenapa Swiss Cocok untuk Wisata Keluarga?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com