TEL AVIV, KOMPAS.com - Kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem timur yang dicaplok Israel adalah lokasi bentrokan polisi Israel dengan jemaah Muslim pada Jumat (7/5/2021).
Masjid Al-Aqsa kala itu baru saja menggelar shalat Jumat terakhir di bulan Ramadhan tahun ini.
Berikut adalah sejarah Masjid Al-Aqsa serta riwayat konflik Israel dan Palestina di sana.
Baca juga: Warga Palestina Bentrok dengan Polisi Israel di Masjid Al-Aqsa, 136 Orang Terluka
Lapangan seluas 14 hektar di sudut tenggara Kota Tua direbut Israel dalam Perang Enam Hari 1967, bersama sisa-sisa Yerusalem timur yang kemudian dianeksasi dan tidak pernah diakui secara internasional.
Israel menganggap semua Yerusalem adalah ibu kotanya, tetapi Palestina menginginkan sisi timur sebagai ibu kota negara mereka kelak.
Dikenal oleh Muslim sebagai Al-Haram As-Sharif (Tempat Suci Mulia), kompleks ini berisi Masjid Kubah Emas atau Kubah Shakhrah dan Masjid Al Aqsa.
Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga dalam Islam setelah Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah, keduanya di Arab Saudi.
Situs ini juga dihormati dalam Yudaisme karena di dalamnya ada Kuil Pertama dan Kedua. Dalam bahasa Ibrani disebut Har HaBayit atau Temple Mount.
Baca juga: Masjid Al-Aqsa, Titik Pertikaian Panjang Palestina-Israel
Umat Yahudi diizinkan mengunjungi kompleks tersebut, tetapi dilarang beribadah di sana karena dikhawatirkan memicu ketegangan dengan jemaah Muslim.
Namun sebagian besar dari mereka tidak memasukinya karena kepala rabi Israel melarangnya berkunjung berdasarkan hukum Yahudi.
Saat ini situs paling suci di mana orang Yahudi dapat berdoa adalah Tembok Barat di antara sisa-sisa Kuil Kedua.
Namun kaum Yahudi ultra-nasionalis, beberapa di antaranya ingin membangun Kuil Ketiga, kerap mengunjungi lapangan terbuka di kompleks itu dan kadang terlihat berdoa diam-diam.
Kejadian ini sering memicu ketegangan dengan jemaah Muslim yang takut Israel akan mengubah aturan, di kompleks yang sekarang dikelola oleh Jordania dalam koordinasi dengan Palestina.
Akan tetapi beberapa kali mereka masuk masjid dan memicu ketegangan, yang semakin membuat jengkel para jemaah Muslim.
Baca juga: Pemimpin Tertinggi Iran: Israel Itu Bukan Negara, tapi Sarang Teroris
Pada 1929 contohnya, kerusuhan mematikan terjadi dengan umat Muslim yang bersatu mempertahankan situs tersebut.
Lalu pada 1996 keputusan Israel untuk membuka pintu masuk baru ke barat kompleks memicu bentrokan yang menewaskan lebih dari 80 orang dalam tiga hari.
Kemudian kunjungan kontroversial ke kompleks Masjid Al-Aqsa pada September 2000 oleh pemimpin oposisi sayap kanan Israel Ariel Sharon, adalah salah satu pemicu utama perlawanan Palestina kedua yang berlangsung selama 2000-2005.
Pada Juli 2017 kompleks Masjid Al Aqsa ditutup sementara setelah tiga orang Arab Israel melepaskan tembakan ke polisi Israel di dekat lokasi tersebut, dan menewaskan dua di antara mereka.
Mereka sempat lari ke kompleks suci itu tetapi ditembak mati oleh aparat keamanan.
Selanjutnya pada 2020 akses ke kompleks Masjid Al-Aqsa ditutup untuk umum selama Ramadhan karena pandemi Covid-19, dan pembukaan kembali dilakukan dengan prokes ketat serta kuota jemaah.
Baca juga: Warga Palestina dan Polisi Israel Bentrok di Masjid Al-Aqsa, Hamas Serukan Demonstrasi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.