Mehmed II berhasil merintis kebijakan pertahanan baru di masanya. Dia mempersenjatai pasukannya dengan berbagai senjata yang canggih. Mulai dari teknologi meriam hingga armada militer modern saat itu.
Pembangunan alutsista pasukannya dilakukan dengan mempertimbangkan kekuatan musuh. Dengan perhitungan strateginya yang baik, Mehmed II pun mampu membawa pasukannya memenangkan banyak pertempuran.
Organisasi kemiliteran menjadi salah satu warisan yang ditinggalkannya dalam sistem pemerintahan Ottoman. Nyatanya pasukannya Utsmani yang dipimpinnya tidak dibentuk secara sembarangan, dengan menerapkan sistem perekrutan dibuat khusus.
Pasukan ini terdiri dari anak-anak pilihan dan berketerampilan baik, yang dicari dari desa ke desa. Usia perekrutan mereka beragam biasanya dari 8 hingga 20 tahun.
Keluarga yang merestui anaknya terlibat dalam pemerintahan pun mendapat hak-nya sebagai orang tua.
“Ini adalah kebijakan-kebijakan yang inovatif bagi Turki Usmani disaat Eropa bangkit ketika itu,“ kata Dr Yoyo.
Kepiawaian Mehmed II dalam berdiplomasi juga dikenal oleh banyak pihak di dunia, bahkan sebelum dia berkuasa.
Baca juga: Kisah Perang Salib: Sejarah Perebutan Yerusalem Selama 200 Tahun
Sejak 1451, Mehmed II mendedikasikan kekuasaannya untuk memperkuat angkatan laut Ottoman dan merebut Konstantinopel.
Dua tahun kemudian, Mehmed II pun melancarkan pengepungan berkekuatan 80.000-200.000, hingga 320 kapal perang. Pada 6 April 1453, Pengepungan Konstantinopel pun dimulai dan berlangsung selama 53 hari hingga Mehmed menang di 29 Mei 1453.
Mehmed II muncul sebagai pemimpin Islam dengan berpegang pada imannya. Hadis Nabi Muhammad menjadi salah satu motivasi perjuangan.
“Dengan adanya hadis yang disampaikan bahwa pemimpin yang menaklukkan konstantinopel adalah pemimpin yang terbaik dengan prajurit terbaik, ini secara mendiri menjadi motivasi dinasti islam ketika itu.”
Setelah menaklukan konstantinopel, panglima perang muda ini sebenarnya berambisi untuk menguasai seluruh Eropa. Namun ada pilihan lain untuknya. Setelah jatuh sakit dia wafat di medan perang dan mengakhiri perjuangan.
Meski demikian, capian yang berhasil diraih Mehmed II pada masa hidupnya tetap mendapat apresiasi yang luar biasa bagi umat Islam.
Kegigihannya dan ketaatan spiritualnya menjadi teladan bagi pasukan dan umat muslim hingga kini.
Sebelum maju ke medan pertempuran termasuk dia mengajak pasukannya melaksanakan tradisi spiritual dengan berpuasa.
“Jadi semacam ada sinergi antara kekuatan spiritual dengan keinginan strategis politik yang ingin dicapainya.”
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.