Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Perang Saudara Paling Berdarah di Dunia, Ribuan hingga Jutaan Orang Tewas

Kompas.com - 06/04/2021, 10:56 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Dalam pertempuran tersebut perang tidak hanya untuk mendapatkan kekuasaan teritorial, tetapi juga menguasai sumber daya alam negara yang diperkirakan mencapai 24 triliun dollar AS.

Perang Saudara Kongo adalah salah satu perang paling mematikan dalam 100 tahun terakhir, karena telah merenggut nyawa 5,4 juta orang selama 5 tahun.

Ini berarti hampir 3.000 kematian dalam sehari, jumlah yang mengejutkan mengingat kurangnya pertempuran konvensional dan menentukan.

Seperti kebanyakan Perang Saudara dan perang Afrika, yang tewas mayoritas adalah , yang terbunuh karena kelaparan, penyakit, dan kekejaman yang dilakukan oleh kelompok bersenjata termasuk anak-anak.

Baca juga: Potensi Perang Saudara di Myanmar Semakin Besar, jika Kelompok Etnis Angkat Senjata

5. Perang Saudara di Nigeria

Perang Saudara Nigeria berlangsung selama 4 tahun, yang meletus pada 6 Juli 1967 dan berlangsung hingga 1970.

Orang Igbo, dengan pemerintahan militer Nigeria dan status kelas dua dalam masyarakat Nigeria, memisahkan diri dan membentuk negara merdeka Biafra.

Sebagian besar komunitas internasional mendukung Nigeria, dan dengan bantuan mereka pemerintah militer dapat merebut Port Harcourt, saluran keluar Biafra untuk menuju dunia luar.

Aliansi internasional juga merebut kembali daerah penghasil minyak yang semakin menyudutkan Biafra untuk menjadi negara yang layak.

Sekitar 30.000 Biafrans tewas dalam pertempuran langsung. Mereka terisolasi dan dimiskinkan oleh kurangnya pendapatan minyak, lalu sekitar 2 juta orang lainnya meninggal karena kelaparan dan penyakit.

Pada 11 Januari 1970 Biafra dipaksa menyerah dan kembali ke Nigeria.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Wanita Asia Babak Belur Ditendangi di New York | Myanmar di Ambang Perang Saudara Berskala Besar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com