Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buah "Pantat Terbuka" yang Populer di Abad Pertengahan

Kompas.com - 05/04/2021, 10:12 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

Saat pertama kali dipetik, medlar berwarna coklat kehijauan dan menyerupai kesemek yang aneh.

Jika dimakan langsung, buah ini dapat membuat sakit parah, seorang dokter dan ahli botani abad ke-18 mengatakan bahwa buah ini dapat menyebabkan diare.

Cara memakannya adalah dengan menaruhnya di dalam peti serbuk gergaji atau jerami setelah dipetik, kemudian biarkan selama beberapa pekan.

Perlahan-lahan buah itu akan menjadi semakin gelap dan dagingnya yang keras dan sepat, melembut menjadi seperti apel panggang.

Ketika sudah seperti itu, buah menjadi sangat manis dengan rasa yang kompleks, seperti kurma yang terlalu matang bercampur dengan lemon, dan tekstur yang agak kasar.

Baca juga: Konsumsi Buah dan Sayur, Model Ini Sembuh dari Penyakit Eksim Parah

Buah itu dimakan dengan cara membelah dan langsung digigit isinya atau dengan menyendoknya, seperti para bangsawan lakukan.

Buah medlar masih menjadi makanan pokok musim dingin yang akrab selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, serta serta selama Perang Dunia II.

Setelah itu, buah medlar atau pantat terbuka suslit ditemukan di toko-toko.

Bisa jadi alasannya karena kalah saing dengan buah-buahan tropis, seperti pisang dan nanas yang lebih murah dan dipanen sepanjang tahun, jadi makanan lezat musim dingin tersebut tersisihkan.

Saat ini pohon medlar masih dapat ditemukan tersebar di seluruh Eropa, terkadang sebagai pagar di pedesaan atau pohon hias di taman, tapi harus dipastikan dahulu. 

Baca juga: Situs Porno Ini Galang Dana untuk Selamatkan Katak Kantong Buah Zakar yang Nyaris Punah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com