Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Etnis Minoritas Utama Myanmar yang Selalu Disisihkan Junta Militer

Kompas.com - 01/04/2021, 15:56 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

KOMPAS.com - Myanmar disebut-sebut diambang Perang Saudara akibat konflik kudeta militer sejak 1 Februari, yang telah menewaskan lebih dari 500 warga sipil karena menuntut demokrasi.

Salah satu pakar menyebutkan Perang Saudara berpotensi terjadi, jika kelompok-kelompok etnis besenjata Myanmar serentak angkat senjata untuk melawan kekerasan berdarah yang dilakukan junta militer.

Sejauh ini telah ada 3 kelompok etnis bersenjata Myanmar yang memberikan pernyataan bersama, bahwa akan membalas 500 lebih kematian warga sipil oleh junta militer.

Baca juga: Covid-19 Kembali Mewabah di Perbatasan dengan Myanmar, China Tindak Keras Penyeberangan Ilegal

Sementara, masih banyak kelompok etnis minoritas di Myanmar. Lebih dari 40 persen orang yang tinggal di Myanmar, berasal dari kelompok etnis minoritas berbeda.

Melansir BBC pada 2010, ada 9 kelompok etnis utama di Myanmar dengan puluhan sub-kelompok lainnya.

Ayo, mengenal 8 kelompok etnis minoritas utama Myanmar tersebut, yang dirangkum Kompas.com berikut ini:

Baca juga: Myanmar di Ambang Perang Saudara Berskala Besar, Dewan Keamanan PBB Diminta Bertindak

1. Etnis Karenni

Karenni adalah cabang dari kelompok etnis Karen. Arti nama "Karenni" adalah Karens Merah.

Mereka tinggal di negara bagian Kayin (Karenni), salah satu daerah paling berkembang di negara itu.

Seperti kebanyakan kelompok minoritas di Myanmar, suku Karenni mengalami serangan dan diusir secara paksa dari tanah mereka oleh militer.

Kelompok hak asasi mengatakan ini adalah upaya tentara untuk merebut sumber daya alam wilayah mereka.

2. Etnis Kachin

Etnis minoritas Kachin diperkirakan nenek moyangnya berasal dari Tibet. Mereka disebut memiliki sistem sosial berbasis klan yang kuat.

Mereka sebagian besar beragama Kristen, setelah misionaris Amerika mengunjungi wilayah mereka pada abad ke-19.

Organisasi Kemerdekaan Kachin (KIO) memiliki perjanjian gencatan senjata dengan pemerintah. Mereka memiliki kendali administratif atas wilayah tersebut.

Hal itu sangat populer di negara bagian, karena dapat menjalankan sekolah dan rumah sakit.

Di samping itu, mereka tetap mempertahankan pasukan sayap bersenjata, yang disebutkan memiliki lebih dari 10.000 tentara dan siap untuk bertempur.

3. Etnis Chin

Etnis Chin awalnya penganut animisme, kemudian sama dengan etnis Kachin, sebagian besar mereka menjadi Kristen pada abad ke-19.

Jumlah mereka sekitar 1,5 juta, menurut data yang dilansir pada 2010. Mereka kebanyakan tinggal di negara bagian Chin yang terpencil, dekat dengan perbatasan India.

Kelompok hak asasi manusia telah memperingatkan bahwa mereka adalah salah satu kelompok etnis paling tertindas di Burma, menghadapi penganiayaan dan kekerasan agama di tangan tentara nasional.

Mereka juga menghadapi kekurangan pangan yang parah. Seringkali mereka melarikan diri ke India dan kemudian dipulangkan.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Teror di Mabes Polri Jakarta Disorot Media Asing | Kelompok Etnik Bersenjata Myanmar Siap Lawan Militer

4. Etnis Wa

Wa hidup di negara bagian Shan dengan divisi administrasi tersendiri.

Mereka memiliki hubungan dekat dengan China, sehingga banyak dari mereka menjadikan bahasa Mandarin sebagai bahasa kedua.

Wa mengikuti agama animisme tradisional, meskipun beberapa telah masuk Kristen.

Wilayah Wa sebagian besar dikuasai oleh United Wa State Army (UWSA), salah satu pasukan etnis yang paling kuat, dengan sekitar 30.000 milisinya.

Perjanjian gencatan senjata dengan junta militer Myanmar telah memungkinkannya untuk menguasai wilayah yang luas.

Itu menghasilkan keuntungan besar dari produksi serta penyelundupan obat-obatan dan senjata di sana.

5. Etnis Rohingya

Sebagian besar Muslim Rohingya dianggap sebagai salah satu kelompok minoritas paling teraniaya di dunia.

Pemerintah menyangkal kewarganegaraan mereka dan mereka dilarang memiliki tanah, memilih dalam pemilihan umum, bepergian atau menikah.

Mereka menderita pelecehan yang terdokumentasi dengan baik dan kerja paksa di tangan militer.

Ratusan ribu orang Rohingya telah melarikan diri ke Thailand atau Bangladesh, di mana mereka memiliki ikatan etnis, tetapi sering kali dipaksa kembali ke perbatasan.

Beberapa yang lainnya, ditelantarkan, dikirim ke laut.

6. Etnis Shan

Shan adalah etnis minoritas Myanmar terbesar, diperkirakan berjumlah 6 juta.

Mereka tersebar di seluruh negara bagian Shan yang besar dan ke negara bagian Kayah (Karen) dan Kachin, serta divisi Mandalay tengah.

Suku Shan sebagian besar beragama Buddha, memiliki bahasa dan aksara sendiri, serta memiliki hubungan dekat dengan kelompok etnis Tai di barat daya China.

Pada satu titik, negara bagian Shan memproduksi sekitar setengah dari opium dunia, yang dikendalikan oleh panglima perang Shan, Khun Sa.

Dalam pemilihan umum, Shan diwakili oleh partai etnis terbesar mereka, yaitu Partai Demokratik Kebangsaan Shan.

Baca juga: Balita Myanmar Selamat dari Serangan Udara Militer Saat dalam Pangkuan Ayahnya yang Tewas

7. Etnis Mon

Mon dianggap sebagai salah satu kelompok etnis tertua di Burma dan telah membawa agama Buddha ke negara itu. Kebanyakan Mon masih menganut agama tersebut.

Mereka kebanyakan tinggal di selatan negara itu, tetapi memiliki hubungan dekat dengan Thailand dan Khmer di Kamboja.

Partai Negara Bagian Mon Baru (NMSP) mengadakan gencatan senjata dengan junta militer yang memberinya kendali atas negara bagian.

Namun, etnis Mon dilaporkan masih kerap mengalami serangan rutin oleh pasukan junta.

Selain itu, para analis mengatakan gerakan pasukan Mon telah dilemahkan oleh perpecahan internal.

8. Etnis Karen

Suku Karen adalah etnis minoritas terbesar kedua di Myanmar, bertempur bersama Inggris melawan Jepang dalam Perang Dunia II.

Mereka dijanjikan sebuah negara merdeka sebagai gantinya, tetapi itu tidak pernah terjadi.

Justru sejak itu, mereka dipandang sebagai kaki tangan musuh oleh mayoritas pemerintah Myanmar dan menghadapi penindasan brutal.

Akibatnya, puluhan ribu orang Karen, yang kebanyakan di antaranya beragama Kristen, telah meninggalkan rumah mereka dan tinggal di luar negeri atau dalam persembunyian.

Meskipun, banyak orang Karen masih tinggal di negara bagian Kayah (Karen), mereka tersebar luas, yang membuat perwakilan politik lebih sulit.

9. Etnis Rakhine

Orang Rakhine menjadi mayoritas di negara bagian Arakan dan diperkirakan berjumlah sekitar 5 persen dari populasi Myanmar.

Orang Rakhine juga tinggal di bagian selatan Bangladesh dan sebagian besar beragama Buddha Theravada.

Beberapa partai etnis Rakhine ikut serta dalam pemilu, dengan perwakilan partai yang terbesar adalah Partai Pembangunan Nasional Rakhine.

Baca juga: Takut Dijatuhi Bom, Warga Myanmar Gali Bunker Perlindungan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com